Senin, 15 Juni 2015

pengertian wacana



Nama Ahli
Pengertian Wacana (discourse)
Kridalaksana
(dalam Sumarlam dkk, 2009:5).
Satuan bahasa terlengkap dan merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar dalam hierarki gramatikal.
JamesDeese
(dalam Sumarlam dkk, 2009:6)
Seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu rasa kepaduan atau rasa kohesi bagi penyimak atau pembaca.
Djajasudarma
(1994:1)
Rentetan kalimat yang berkaitan, menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain, membentuk satu kesatuan, proposisi sebagai isi konsep yang masih kasar yang akan melahirkan pernyataan (statement) dalam bentuk kalimat atau wacana.
Alwi, dkk
(2000:41)
Rentetan kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu.  
Oka dan Suparno
(1994:31)
Satuan bahasa yang membawa amanat yang lengkap
Sumarlam, dkk
(2009:15)
Satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti pidato, ceramah, khotbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti cerpen, novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari segi bentuk bersifat kohesif, saling terkait dan dari struktur batinnya (dari segi makna) bersifat koheren, terpadu.

Wacana dikatakan utuh apabila kalimat-kalimat dalam wacana itu mendukung satu topik yang sedang dibicarakan, sedangkan wacana dikatakan padu apabila kalimat-kalimatnya disusun secara teratur dan sistematis, sehingga menunjukkan keruntututan ide yang diungkapkan.

B.     Pandangan tentang Analisis Wacana

Berdasarkan ketiga pandangan tersebut, David 1994 (dalam Arifin, 2012: 10) mengklasifikasikan menjadi dua paradigma, yaitu paradigma formal dan paradigma fungsional sebagai berikut :

STRUKTURAL
FUNGSIONAL
Struktur bahasa (kode) sebagai tata
bahasa.
Struktur tuturan sebagai cara berbicara.
Hanya sebagai alat yang dapat berkorelasi apa yang dianalisis sebagai kode mendahului analisis penggunaan
Analisis penggunaan didahulukan, kemudian analisis kode.
Fungsi referensi semantik dipakai sebagai normanya
Pengorganisasian fitur-fitur tambahan memperhatikan kode dan digunakan secara integral.
Element struktur dianalisis (perspektif historis atau universal).
Stilistik dan fungsi sosial.
Fungsi (adaptasi), ada keseimbanagan bahasa; semua bahasa pada hakikatnya sama.
Elemen dan strukturnya sebagai pendekatan etnografis
Kode bersifat homogen dan komunitas yang seragam.
Fungsi (adaptasi), bahasa bervariasi, gaya, aktual, tidak semuanya sama.

Komunitas tuturan sebagai gaya bahasa.

C.    Strategi dalam Analisis Wacana
Dalam pokok bahsan ini, Jorgensen dan Phillips (2007: 267-270) menyajikan empat strategi yang bisa digunakan dalam analisis wacana dengan berbagai pendekatan.Keempat strategi tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Pembandingan
Yakni membandingkan dengan teks-teks lain secara teoritis didasarkan pada sudut pandangan strukturalis.

2.      Subtitusi
Yakni bentuk pembandingan analis menciptakan teks sebagai pembandingnya.Dalam strategi ini kita bergerak kea rah berlawanan dengan menyisipkan beberapa kata yang dipilih ke dalam teks, kita mendapatkan kesan bagaimana kata-kata itu mengubah makna teks dan dengan demikian kita memperoleh kesan bagaimana kata-kata yang benar dipilih itu menciptakan makna-makna tertentu dalam teks bersangkutan.

3.      Membesar-besarkan sesuatu yang terperinci
Kita bisa membesar-besarkan sesuatu yang terperinci tersebut dan kemudian menanyakan kondisi-kondisi apa yang diperlukan agar ciri tersebut masuk akal dan tentang interpretasi apa yang sekiranya secara keseluruhan cocok dengan ciri tersebut.

4.      Vokalitas ganda
Menggambarkan logika kewacanaan atau suara-suara yang berbeda dalam teks.Strategi ini didasarkan pada premis analisis wacana tentang antartekstualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar