Kamis, 03 Juli 2014

resume menulis bahasa



 “Disini penulis ingin menjelasakan Hakikat Menulis, Pengettian Menulis, Unsur-Unsur Menulis,  dan Asas-Asas Menulis Yang Baik”
A.    Hakikat Menulis
Menurut Tarigan (1982:21) mengatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran tersebut.
Senada dengan Tarigan, Nurudin (2007:4) menyebutkan bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Definisi menulis ini mengungkapkan bahwa menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh orang lain,
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan dan untuk menyampaikan pesan (komunikasi) melalui bahasa tulis sebagai alat atau medianya, sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu: penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. 
B.     Pengertian Menulis Bahasa
  Menulis => menyampaikan  pesan terhadap pembaca yang berisi tentang masalah social dan politik. Dalam Nurdin (2010:58) Menulis adalah:
Serangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengugkapkan gagasan dan pemikiran, kemudian menyampaikan melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah di pahami.
Penulis yang baik adalah penulis yang mampu menggunakan teknik menulis secara berbeda tergantung dari siapa sasaran tulisannya dan untuk siapa tulisan itu dibuat. 
Dalam menulis ada beberapa aspek yag perlu diperhatikan antara lain:
    Audience ( pembaca)
Seorang penulis terus mengerti (sasaran) siapa pembacabya. Sehingga bahan bacaan dapat diterima dan dipahami maksudnya dengan baik.
    Purpose dan Strategi
a.      Purpose: Seorang penulis harus mempunyai tujuan atau visi dan misi terhadap bahan bacaannya.
b.      Strategi: Tulisan ditunjukan kepada           >> pembaca yang memiliki pengetahuan
                                                                                     >>Pembaca yang tidak memiliki pengetahuan
Dengan kata lain tulisan seorang penulis harus mampu memhami atau disesuaikan dengan pembacanya. Hal ini bertujuan agar maksud penulis atau isi karangan dapat tersampaikan dengan baik atau sesuai dengan sasaran.
Unsur- unsur Menulis
Gagasan
Tuturan  >>Tatanan
  Wahana
Asas-asas Menulis
Nuruddin (2011:39-46) Dalam presentasinya, kegiatan menulis memerlukan asas-asas menulis yang dijelaskan berikut ini ;
         Kejelasan                                      Kesatu paduan
         Keringkasan                                  Pertautan
         Ketepatan                                      Penegasan
c.    Organization (Struktur Tulisan)
Struktur tulisan diantaranya sebagai berikut:
a)      Gambaran situasi
b)      Identifikasi masalah
c)      Sanbutan penyelesaian
d)    Evaluasi penyelesaian
Perbedaan Menulis Sastra dan Menulis Bahasa   
Menulis Sastra
>> Bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang imajinatif

>> Timgkat pemahaman antara orang yang satu dengan orang lain berbeda
Menulis Bahasa
>> menggunakan bahasa yang bersifat ilmiah
>> pemahaman lebih mudah dan memilikikesamaan antara orang satu dengan yang lainnya.
>> isi tulisan mudah dipahami
d.   Style (gaya bahasa)
               Penulisan gaya bahasa haruslah:
a)      Tepat          
b)      Pesan tersampaikandengan menggunakan bahasa yang formal dan simple
c)      Pilihan kata yang tepat ( kerja, bentuk, sifat, ganti keterangan, bilangan, depan, sambungan, seru)
e.    Plow (Alur)
Saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya, pertanyaan, ide, dan simpulan.
Pilihan kata dan frase mendukung tersampaikannya ide tulisan
Contoh:
         Penjumlahan ( dan, serta)                    Perbandingan (sedangkan)
         Sebab- akibat (karena, maka)              Ilustrasi (seperti, contoh)
         Berlawanan (namun)                           Identifikasi (mengacu pada kenyataan)
         Klasifikasi (adalah, yaitu) 
f.    Presentation (penyajian)
Dalam penyajian sebuah tulisan, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)      Format tulisan                                        c) Ukuran kertas
b)      Bentuk paragraf                         d) Koreksi pada kesalahan EYD atau tata bahasa
c)      Spasi tulisan                                           e)  Mengecek kata dan kalimat
        Langkah-langkah Menulis:
  Memilih dan menetapkan topic
  Menentukan tujuan tulisan atau penulisan dan  bentuk karangan
  Bahan penulisan
  Menyusun krangka karangan
        Tahap-tahap Menulis
  Menentukan out let (kerangka karangan)   Menyusun paragraf
  Isi karangan                                                  Tahap Editing
  Diksi                                                             Tahap Refisi
  Kalimat Efektif                                            Penyelesaian
“Disini penulis ingin menjelaskan tentang Fungsi dan tujuan Tulisan,Manfaat dan nilai menulis”
    Pengertian Menulis
Menurut Nurgiyantoro Burhan (2001:296) “menulis adalah suatu bentuk
sistem komunikasi lambang visual dengan mengungkapkan gagasan melaui media bahasa”.
Melalui menulis kita dapat menuangkan apa yang kita rasakan, dan apa yang
kita inginkan. Selain itu menulis juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk
menyimpan kenangan mengenai sesuatu dalam bentuk tulisan. Hal itu senada dengan apa yang dikatakan Mirriam, (2005:19) bahwa menulis dapat juga diartikan sebagai keterampilan berbahasa yang memberi kita tempat untuk menyimpan dan menikmati kenangan, pengetahuan, pemikiran, keinginan, perasaan dan tujuan.
Menulis adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. salah satu dari tugas-tugas terpenting sang penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berfikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuan. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang di maksudkan itu adalah penemuan ,susunan,dan gaya. Secara singkat; belajar menulis adalah belajar berfikir dalam dengan cara tertentu. D’Angelo, (1980: 5)
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah
suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi yang berfungsi menuangkan pikiran dan perasaan yang teratur melalui lambang-lambang grafik sehingga dapat dipahami orang lain. Melalui menulis kita dapat mengekspresikan diri secara total.
Fungsi-fungsi Menulis:
>>Juga dapat menolong kita berfikir kritis.
>>Juga dapat mempermudahkan kita merasakan hubungan-hubungan,
>>Juga dapat menolong kita berfikir kritis.
>>Juga dapat mempermudahkan kita merasakan hubungan-hubungan,
>>memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
>>Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan amarah.
Tujuan Menulis: dalam, Nurdin (2010:25)
1.                  Assignment purpose (tujuan penugasan).
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku; sekretaris yang di tugaskan membuat laporan, notulen rapat);
2.               Altruistic purpose (tujuan altruistic)
Penulisan bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya , ingin membuat hidup para pembaca lebih muda dan lebih menyenangkan dengan karya itu. Tujuan altruistic adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan;
3.         Persuasive purpose (tujuan persuasive)
Tujuan yang bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang di utarakan;
4.                  Informational  purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tujuan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca;
5.                  Self – expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tujuan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca;
6.                  Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistic, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuanmencapai nilai artistic, nilai-nilai kesenian;
7.                  Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di sekolah dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan baik”. (Hipple, 1973:309-311).
Manfaat Menulis
•            menulis menyumbang kecerdasan
•            menulis mengem-bangkan daya inisiatif dan kreativitas, 
•            menulis menumbuhkan keberanian
•            menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
1) Menulis Mengasah Kecerdasan
Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meliputi:
(1) pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan,
(2) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan
 (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan.
Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.

2) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas
Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah (1) unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi, pengalimatan, dan pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.
3) Menulis Menumbuhkan Keberanian
Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, ter-masuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Kon-sekuensinya, dia harus siap dan mau melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik yang bersifat positif ataupun negatif.
4) Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi
Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa yang disampaikannya itu tidak selalu dimilikinya saat itu. Padahal, tak akan dapat me-nyampaikan banyak hal dengan memuaskan tanpa memiliki wawasan atau pengeta-huan yang memadai tentang apa yang akan dituliskannya. Kecuali, kalau memang apa yang disampaikannya hanya sekedarnya.
Menurut Gie, (2002: 19) ada 6 jenis nilai dalam menulis yaitu:
1.                  Nilai kecerdasan.                                    4. Nilai kemasyarakatan
2.                  Nilai kependidikan.                                5. Nilai keuangan.
3.                  Nilai kejiwaan.                                      6. Nilai kefilsafatan. 
“Penulis ingin menjelaskan Langkah-langkah Menulis dan Proses Menulis”
A.                Langkah-Langkah Dasar dalam Menulis

            Menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, menulis harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Sebagai suatu proses, menulis terdiri atas berbagai tahap sebagai berikut;

a.  Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup beberapa langkah kegiatan antaranya:
Tahap Prapenulisan:           1.  Pemilihan dan Penetapan Topik
                                               2. Menentukan Tujuan Penulisan dan Bentuk Karangan
                                               3.  Bahan Penulisan
                                              4. Menyusun Kerangka Karangan
1)                  Pemilihan dan Penetapan Topik
Memilih dan menetapkan topik suatu langkah awal yang penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Masalah pertama yang dihadapi penulis untuk merumuskan tema sebuah karangan adalah topik atau pokok pembicaraan (Keraf, 1993: 126).

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalaam memilih topik adalah:
          (a) topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas,
          (b) topik itu cukup menarik utamanya bagi penulis,
          (c) topik itu dikenal baik,
          (d) bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai,
           (e) topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit (Akhadiah, 1998:86).

Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya harus cukup sempit dan terbatas, atau sangat khusus untuk digarap. Dengan pembatasan itu, penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan (Keraf, 1993:129).


2) Menentukan Tujuan Penulisan dan Bentuk Karangan
Tujuan penulisan diartikan sebagai pola yang mengendalikan tulisan secara menyeluruh (Akhadiah, 1998:89). Dengan menentukan tujuan penulisan, diketahui apa yang ingin dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang diperlukan, luas lingkup bahasan, pengorganisasian, dan mungkin juga sudut pandang yang digunakan. Secara eksplisit, tujuan penulisan dapat dinyatakan cara tesis atau dengan menyatakan maksud.
3) Bahan Penulisan
Bahan penulisan ialah semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan.Bahan tersebut mungkin berupa rincian, sejarah kasus, contoh, penjelasan, definisi, fakta, hubungan sebab-akibat, hasil pengujian hipotesis, angka-angka, diagram, gambar, dan sebagainya (Akhadiah, 1998:90).

4) Menyusun Kerangka Karangan
Sebuah karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan.Karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan utama dari gagasan tambahan.
Kerangka karangan dapat berbentuk catatan sederhana, tetapi dapat juga berbentuk mendetail dan digarap dengan sangat cermat. Secara singkat Keraf (1993:132) mendefinisikan kerangka karangan sebagai suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.
Tahap Penulisan
1.       Isi Karangan
2.      Kosakta atau Pilihan Kata
3.      Kalimat Efektif
4.      Paragraf
1)                  Isi Karangan
Bagian isi karangan merupakan inti dari karangan itu sendiri. Keraf (1993:134) membagi isi karangan yakni pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.
2) Kosakta atau Pilihan Kata
Achmadi (1990:34) mendefinisikan pilihan kata adalah seleksi kata-kata untuk mengespresikan ide atau gagasan atau perasaan.Dengan memilih kata persyaratan pokokyangharus     diperlukan yaitu ketapan dan kesesuaian.      
Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika kata-kata; kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan/situasi dan keadaan pembaca.Jadi, menyangkut aspek sosial kata-kata.


3) Kalimat Efektif
Kalimat yang mengandung gagasan haruslah yang memenuhi syarat gramatikal.Memerlukan persyaratan efektiviats artinya, kalimat itu harus memenuhi sasaran, mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan pesan, atau menerbitkan selera pembaca.
4) Paragraf
Akhadiah (1998:33) memberikan batasan paragraf tersusun dari beberapa buah kalimat, yang berhubungan satu dengan yang lain sehingga merupakan kesatuan utuh untuk menyampaikan suatu maksud.
c. Tahap Revisi
Tahap ini merupakan tahap yang paling akhir dalam penulisan.Jika bahan seluruh tulisan sudah selesai, tulisan tersebut perlu dibaca kemabali.  Hasil bacaan perlu   diperbaiki, dikurangi, atau mungkin juga diperluas.
B.        Proses Menulis
a.                  Proses menulis yang baik :                    
  Luruskan niat
  Subyek familiar
  Referensi dan Visual
  Konsisten
 
 “Pengertian penggolongan tulisan berdasarkan bentuk, ragam, jenis,rumpun, dan macam”
Penggolongan tulisan banyak yang dikenal. Penggolongan tersebut sangat dipengaruhi oleh yang mengemukakan, kepentingan dan dasarannya. Menurut The Liang Gie (2002), penggolongan tulisan dapat didasarkan pada bentuk, ragam, jenis, rumpun dan macam. Nurudin, (2010:50).
A.       Peggolongan tulisan berdasarkan bentuk
Menurut The Liang Gie, penggolongan tulisan menurut bentuk meliputi cerita, lukisan, paparan dan argumentasi. Namun bias juga ditambah dengan persuasi. Alasannya, persuasi juga merupakan bentuk yang mempunyai cirri, kepentingan dan tujuannya sendiri disamping keempatnya yang lain. Iklan merupakan bentuk tulisan persuasi yang mempunyai cirri tersendiri. Dengan demikian, didasarlkan pada bentuk, tulisan terdiri dari cerita (narasi), lukisan (deskripsi), paparan (eksposisi), argumentasi (pendapat) dan persuasi. Nurudin (2010:50).


B.                   Penggolongan menurut ragam
Penggolongan tulisan berdasarkan ragam di bagi menjadi dua yaitu tulisan faktawi dan tulisan khayali.
Tulisan faktawi adalah tulisan yang diolah berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dengan kata lain, tulisan yang dihasilkan bukan karena rekayasa seseorang.  Ia juga bukan cerita bohongyang sengaja dibuat untuk cerita tertentu. Fakta ini sering disebut dengan unsure 5W+1H (who, where, when, what, why dan how) dalam jurnalistik.
Sementara itu, tulisan khayali adalah tulisan yang tidak menuntut adanya fakta-fakta seperti ragam tulisan faktawi. Tulisan ini lebih didasarkan pada daya imajinasi seseorang penulis. Jadi, penulis diberikan kewenangan penuh untuk menulis apa saja yang ia kehendaki. Nurudin (2010:52).

C.       Penggolongan tulisan berdasarkan jenis
Penggolongan tulisan berdasarkan jenis merupakan pecahan dari ragam tulisan. Ragam tulisan faktawi memunculkan dua jenis tulisan yaitu tulisan ilmiah dan tulisan informatif. Sedangkan ragam tulisan khayali juga memunculkan dua jenis tulisan yaitu prosa dan puisi.
        Tulisan ilmiah adalah tulisan yang selam ini dilakukan dikalangan ilmuan atau sivitas akademika (tulisan kependidikan dan penelitian). Bisa juga dilakukan oleh kebanyakan orang, hanya dasar-dasar, sistematika dan penyusunannya memakai kaidah ilmiah yang sudah digariskan.
        Tulisan ilmiah cenderung kaku karena harus memakai format tertentu. Ia tidak bias ditulis menurut kehendak penulisnya. Dukungan literature, dat cukup dan analisis, biasa menyertai tulisan ilmiah. Nurudin (2010:53).
D.       Penggolongan tulisan berdasarkan rumpun
      Penggolongan tulisan berdasarkan jenis memunculkan penggolongan tulisan berdasarkan rumpun. Penggolongan tulisan ini dipetakan sebagai berikut.
Jenis Tulisan:
  Tulisan Ilmiah: (tulisan pendidikan, tulisan ilmiah)
  Tulisan Informatif: (lisah, laporan,  ulasan, artikel)
  Prosa: (novel, cerpen, fiksi ilmu, drama)
  Puisi: (lirik, epik, dramatik)
E.                 Penggolongan tulisan berdasarkan berdasarkan macam
Menurut Nurudin (2010:56). Penggolongan tulisan berdasarkan  macam dipetakan sebagai berikut. Jenis tulisan berdasarkan macam.
Tulisan Ilmiah:
  Tulisan Kependidikan:
>>Tulisan Kesarjanaan
Contoh: paper/makalah, skripsi, tesis dan disertasi
>>Tulisan Didaktik
Contoh:diktat kuliah, buku pelajaran
>>Tulisan Referensial
Contoh: kamus, ensiklopedi
  Tulisan Penelitian
>>Artikel Jurnal Ilmiah
>>Makalah Seminar
>>Naskah Penelitian
Simpulan
            Penggolongan tulisan berdasarkan ragam di bagi menjadi dua yaitu tulisan faktawi dan tulisan khayali. Tulisan faktawi adalah tulisan yang diolah berdasarkan fakta-fakta. Sedangkan tulisan khayali adalah tulisan yang tidak menuntut adanya fakta-fakta
            Penggolongan tulisan berdasarkan jenis terdiri dari dua jenis tulisan yaitu tulisan ilmiah dan tulisan informatif. Tulisan ilmiah adalah tulisan yang selam ini dilakukan dikalangan ilmuan atau sivitas akademika (tulisan kependidikan dan penelitian). sedangkan, tulisan informatif adalah tulisan yang tujuan utamanya memberikan informasi sebuah peristiwa atau kejadian (laporan).
            Penggolongan tulisan berdasarkan rumpun merupakan pecahan dari menururut jenis yaitu: tulisan ilmiah yang meliputi tulisan kependidikan dan tulisan penelitian; tulisan informative yang meliputi kisah, laporan, ringkasan, ulasan dan artikel; prosa yang meliputi novel, cerpen, fiksi ilmu dan drama; dan puisi yang meliputi lirik, epic dan dramatik.
            Penggolongan tulisan berdasarkan  macam juga merupakan pecahan dari menurut rumpun yaitu: tulisan kependidikan yang meliputi tusan kesarjanaan, didaktik dan referensial; dan tulisan penelitian yang meliputi artikel jurnal ilmiah, makalah seminar dan naskah penelitian.
 “Disini Penulis Bermaksud Ingin Menjelaskan Bentuk-Bentuk Tulisan dengan Jelas”
a.  Paragraf Argumentasi
b.  Paragraf Persuasif
c.  Paragraf Naratif
d.  Paragraf Deskripsi
e.  Paragraf Ekposisi


A.    Paragraf  Argumentatif
Menurut Keraf (2007:3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis.
Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Karena melalui argumentasi, penulis dapat mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. (Keraf ,2007:3).  
Pengertian paragraf argumentatif berdasarkan uraian di atas  adalah paragraf yang berisi tentang ide atau gagasan yang disertai dengan alasan dan bukti-bukti yang kuat agar dapat meyakinkan pembaca. Paragraf argumentasi sering dihubungkan dengan prinsip-prinsip logika sebagai alat bantu utama. Logika itu sendiri sebagai cabang ilmu yang berusaha menurunkan kesimpulan-kesimpulan melalui kaidah-kaidah formal. Maka tulisan argumentatif yang ingin mengubah sikap dan perilaku orang lain bertolak dari dasar-dasar tertentu , menuju sasaran yang hendal dicapainya.
Berikut ini adalah tugas  dari penulis  argumentative ( keraf, 2001);
1.   Harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan
2.   Berusaha menghindari setiap istilah yang menimbulkn prasangka tertentu
3.   Penulis argumentasi berusaha untuk menghilangkan ketidaksamaan yang tidak diargumentasikan, dalam Nurdin (2010:79) 
Ciri-Ciri Paragraf Argumentatif.
  Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
  Bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran;
  Dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, dan gambar;
  Ditutup dengan kesimpulan.
Contah paragraf argumentatif pola akibat-sebab.
Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan hidup di segala sektor/bidang.
B.                 Paragraf  Persuasif
Persuasif adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara atau penulis pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007:118). Sehingga paragraf persuasif dapat diartikan sebagai paragraf yang isinya bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang atau pembaca agar melaksanakan dan menerima keinginan penulis.
Melalui persuasif, penulis mencoba mengubah pandangan  pembaca tentang sebuah permasalahan tertentu. Penulis mempersembahkan fakta dan opini yang bisa didapatkan pembacanya untuk mengerti menggapai suatu itu adalah benar, salah, atau diantara keduanya.
Menurat Keraf (2007:121-124) Dasar-dasar persuasi dalam bukunya Rhetorica, aristoteles mengemukakan tiga syarat. Pertama watak dan kredibilitas pembicaraan. Kedua, kemampuan pembucara mengendalikan emosi para hadirin. Ketiga, bukti-bukti atau fakta-fakta yang diperlukan untuk
      Cirri-ciri Paragraf Persuasif:            >> Ada fakta atau bukti untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca;
>>Bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca;
 >>Menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca.
Contoh bentuk tulisan persuasif
Beras organik lebih menguntungkan daripada beras non-organik. Mutu beras organik lebih sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tidak me-nggunakan bahan kimia.Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapatkan ke-untungan 34 % dari biaya prduksi, sedangkan petani beras nonorganik hanya mendapat keuntungan 16 % dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih mnguntungkan dan dapat meningkatkan taraf hidup.
C.                Paragraf  Naratif
Narasi dapat diartikan sebagai cerita. Sebuah cerita adalah sebuah penulisan yang mempunyai karakter, setting, waktu, masalah, mencoba untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi dari masalah itu (Nurudin. 2010 :71).
Menurut Nurudin (2010 :71), narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tertentu.  Sehingga pengertian paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan tentang peristiwa atau kejadian tertentu secara urut berdasarkan waktu terjadinya.

__Paragraf naratif di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :                >>Naratif Ekspositoris (NarasiTeknis)
>>Naratif Sugestif
         Naratif  Ekspositoris (Narasi Teknis)
Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk me-nggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pikiran para pembaca sesudah membaca cerita tersebut ( Keraf, 2007:186).
Contoh:
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontra melodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar Ahmad, sang pengantin. Sumber : (Tempo, 20 Februari 2005)
         Naratif Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang bertujuan untuk mem-berikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat ter-sembunyi kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat atau merasakan tindakan atau perbuatan yang dirangkai dalam suatu kejadian atau peristiwa tertentu.
Contoh:
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ketubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelummengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut  pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi, semuanya gagal.Sumber : (Terampil Menulis Paragraf, 2004 : 66)
Ciri-ciri Paragraf  Naratif:
  Ada tokoh, tempat, waktu dan suasana yang diceritakan;
  Kejadian diurutkan sesuai urutan waktu atau urutan peristiwa;
  Tidak hanya terdapat pada karya fiksi tetapi juga terdapat pada karya non fiksi.
Paragraf  Deskriptif
Deskriptif dapat diartikan sebagai gambaran, ulasan atau rincian. Menurut Finoza dalam Nurudin (2010:60). Deskriptif adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pe-ngalaman pembaca dengan jalan melukiskan  objek yang sebenarnya. Dalam  tulisan deskriptif, penulis tidak boleh mencampuradukkan keadaan  yang sebenarnya dengan interprestasinya sendiri.
Tujuan paragraf deskriptif adalah pembaca memperoleh kesan atau informasi sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya, sehingga seolah-olah pembaca melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut untuk mencapai kesan yang sempurna. Penulis deskriptif menggambarkan obyek sesuai dengan kesan, fakta, dan citraan.
Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif:
Menggambarkan sesuatu secara detail;
  Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan me-libatkan kesan indera;
  Membuat pembaca merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
 Bentuk Tulisan Paragraf Deskriptif
                  Deskripsi Imajinatif atau Impresionis
Deskripsi Imajinatif atau Impresionis adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
Contoh:
Malam gelap gulita di hulu sungai Brantas. Ketahuan. Sebentar-sebentar hiruk pikuk yang tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendasyatkan dan mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimbah alah jatuh ke tanah untuk selama-lamanya.
Ramai peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan berhenti. Tak ada kasihan- mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang mengangkatnya.Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnahkan oleh musuh lamanya “raja gulita”.
                     Deskripsi faktual atau ekspositoris
Deskripsi faktual atau ekspositoris adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat memba-yangkan keadaannya. Agar suatu objek mampu membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus melukiskannya dari berbagai sudut pandang. Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca.
Contoh:
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.
D.                Paragraf  Eksposisi
Eksposisi berarti membuka dan memulai. Bahkan ada yang mengatakan exposition means explanation (ekposisi berarti penjelasan) ini berarti tulisan eksposisi adalah tulisan yang berusaha untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya dengan uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan  (misalnya sebuah karangan) (Nurudin, 2010:67).
Ciri-ciri Paragraf  Eksposisi
         Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
          Bertujuan untuk menjelaskan atau menerangakan suatu hal;
         Bahasa tulisan disampaikan secara lugas dengan menggunakan bahasa baku;
         Tulisan atau karangan bersifat netral  dan  tidak memihak ataupun memaksakan sikap penulis terhadap pembaca.
Bentuk Tulisan Paragraf eksposisi
1.                  Pola pengembanga umum-khusus (Deduksi)
2.                  Pola pengembangan khusus-umum (Induksi)
3.                  Pola perbandingan  
4.                  Pola analogi 
5.                  Pola pertentangan atau kontras
6.                  Pola pengembangan klasifikasi
7.                  Pola pengembangan proses
8.                  Pola pengembangan definisi
9.                  Pola pengembangan contoh atau ilustrasi
10.              Pola pengembangan sebab akibat
“Penulis ingin memaparkan tentang Kohesi dan kohererensi paragraf, dan pengembangan paragraf”
Menurut Tarigan (1987 : 96 ) Kohesi atau kepaduan wacana menurut aspek formal bahasa dalam wacana.
Menurut Gutwinsky dalam Tarigan (1987 : 97 ) Kohesi atau kepaduan wacana ialah hubungan antar kalimat di dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu.
Menurut Halliday dan Hasan dalam Tarigan (1987 : 97 ) Dalam kohesi menggunakan penanda yang dipakai untuk menandai kohesif.
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kohesi dan koheresnsi merupakan keserasian hubungan antar unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana. Kohesi mengacu pada aspek bentuk atau aspek formal bahasa, dan wacana itu terdiri dari kalimat-kalimat. Sedangkan, Koherensi adalah pengaturan secara rap kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya menurut ( Wohl, 1978 : 25).
a.       Jenis-jenis kohesi dan koherensi:                >>Kohesi Gramatikal                                                                    
                                                                        >>Kohesi Leksikal            
    Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan bentuk bagian-bagian wacana yang  diwujudkan ke dalam sistem gramatikal.

Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi:
>>Pengacuan ( Refrensi )
Pengacuan atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatik yang merupakan satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang mendahului atau mengikutinya. Berdasarkan tempatnya, apakah acuan itu berada di dalam teks atau di luar teks, maka pengacuan dibedakan menjadi dua jenis yakni
(1)  pengacuan endofora, apabila acuannya berada atau terdapat dalam teks wacana itu,
(2) pengacuan eksofora, apabila acuannya berada atau terdapa di luar teks.
>>Subtitusi.
Subtitusi adalah hasil penggantian unsur  bahasa oleh unsure lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh  unsur-unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu. Subtitusi merupakan hubungan  gramatikal, lebih bersifat hubungan kata dan makna. Subtitusi dalam bahasa Indonesia dapat bersifat nominal, verbal, klausal, atau campuran.
>>Elipsis
            Elipsis adalah peniaadaan kata atau satuan lain yang ujud asalanya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau luar bahasa. Ellipsis dapat pula dikatakan penggantian nol ; sesuatu yang ada tetapi tidak diucapakan atau tidak dituliskan.


>>Konjungsi
Konjungsi adalah yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalusa dengan klausa, kalimat denagn kalimat, atau peragraf dengan paragraf.
Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan atas :  
>>konjungsi adversative : tetapi, namun
>>konjungsi kausal : sebab, karena
>>konjungsi korelatif : entah/entah, baik/maupun
>>konjunsi subordinatif : meskipun, kalau, bahwa
>>konjungsi temporal : sebelum, sesudah
    Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah hubungan antar  unsur dalam wacana secara  semantik. Hubungan  kohesif yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, dengan pilihan kata yang serasi, menyatakan hubungan makna atau relasi semantik antara satuan lingual yang satu dengan satuan lingual yang lain dalam wacana.
Aspek leksikal dalam wacana dibedakan menjadi enam yakni :     >> Repetisi
>>Sinonim
>>Antonim
  >>Kolokasi
  >>Hiponim
>>Ekuivalen ( kesepadanan)
                   Definisi paragraf
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. 
         Ciri-ciri dan klasifikasi paragraf
Menurut Tarigan dalam buku Mudlofar (2002: 95) menyatakan beberapa ciri paragraf, yaitu:
Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1)      Paragraf pembuka
2)      Paragraf penghubung
3)      Paragraf penutup
Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi menjadi:
1)      Paragraf deduksi
2)      Paragraf Induksi 
3)      Paragraf kombinasi (campuran)
Pengembangan Paragraf:
         Pengembangan alamiah
         Pengembangan klimaks dan antiklimaks
         Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan
         Pengembangan analogi
         Pengembangan contoh-contoh
         Pengembangan akibat sebab -sebab akibat        
         Pengembangan definisi luas
          Pengembangan klasifikasi
          Pengembangan umum khusus-khusus umum

6) Hubungan kohesi dan koherensi dalam pengembangan paragraf hingga membentuk sebuah wacana utuh.
Pengembangan paragraf untuk membentuk sebuah wacana utuh yang baik maka sangat diperlukan untuk memperhatikan adanya kohesi dan koherensi antar kalimat yang ada di dalam paragraf dan juga paragraf-paragraf di dalam sebuah bacaan secara keseluruhan.
 “Penulis akan mejabarkan tentang Menulis Resensi, Ikhwal teknik ejaan, catatan kaki, catatan perut, kutipan, dan daftar pustaka
A.    Pengertian Resensi
            Resensi secara bahasa artinya pertimbangan atau perbincangan (tentang) sebuah buku (WJS. Poerwadarminta, kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984:821). Perbincangan dimaksud berupa sebuah tulisan yang dimuat disurat kabar atau majalah, berisi penilaian tentang kelebihan atau kekurangan sebuah buku, menarik- tidaknya tema dan isi buku, kritikan dan memberi dorongan kepada khlayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimilik atau dibeli.
Factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penuisan resensi:
  Tema                              Penerbit
  Penulis                            Kebaruan
  Sistematika penulisan    Perkembangan keadaan
Contoh Struktur Penulisan Resensi:
Sebuah tulisan resensi buku biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Pertama, bagian pendahuluan. Berisi informasi objektif atau identitas buku. Meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan bila perlu harga buku tersebut. contoh:
Judul Buku     : Zaman Baru Islam Indonesia (Pemikiran dan Aksi Politik Abdurrahman        Wahid, M. Amien Rais, Nur Cholis Madjid, Jalaludin Rakhmat)
Penulis             : Dedy Djamaluddin Malik & Idi Subandy Ibrahim
Pengantar        : Mohammad Sobary
Penarbit           : Zaman Wacana Mulia, Bandung
Cetakan           : Pertama, Januari 1998
Tebal               : 337 Halaman 
  Jenis-jenis resensi
Saryono membagi resensi buku berdasarkan sudut pandang atau sudut tinjauannya.
1.      Resensi berdasarkan media atau forum sajiannya.
2.      Resensi berdasarkan isi resensi atau isi sajiannya.
Berdasakan media atau forumnya, resensi buku dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Resensi ilmiah,
2.      Resensi ilmiah popular
Sedangkan berdasarkan isi sajian atau isi resensinya lebih lanjut ia mengemukakan bahwa resensi buku digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:
1.            resensi informatif
2.            Resensi evaluatif
3.            Resensi informatif-evaluatif
Bentuk-bentuk Resensi:
         Meringkas
         Menjabarkan
          Menganalisis
         Membandingkan (komparasi)
         Member penekanan
           Dalam menulis sebuah resensi diperlukan tehnik yang termudah untuk meresensinya. Tehnik-tehnik tersebut tidak lepas dari langkah-langkah membuat resensi, berkenaan dengan itu Daniel (1997:6-7) memnerikan langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
1.      Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang akan diresensi.
2.      Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti.
3.      Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
4.      Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
5.      Menetukan sikap dan menilai hal-hal yang berkenaan dengan organisasi penulisan, bobot ide, aspek bahasanya dan aspek teknisnya.

      Penggunaan tata tulisan dapat menggunakan:         >>  Pelafalan
                                                                                         >> Pemakaiam huruf
                                                                                          >>Pemisaan suku kata
B.     Catatan Kaki (Footnote)
     Fungsi Catatan Kaki
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain.
a.       pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam reks atau sebagai petunjuk sumber;
b.      tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
c.       referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan;
d.      tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.
     Penomoran
Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.
         Penempatan
Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan ( catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.
C.                Catatan perut
Catatan perut Adalah catatan yang dituliskan langsung setelah kutipan .
Cara menuliskannya :
1.      Diletakkan diantara tanda kurung
2.      Dimulai dengan nama akhir pengarang
3.      Setelah tanda koma diikuti tahun penerbitan
4.      Setelah tanda titik dua diikuti halamannya
D.                Kutipan
Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Kutipan juga mempunyai tujuan yang jelas. Yaitu Kutipan pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut
a.       Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
a.    Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
b.   Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
c.    Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
d.   Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
e.    Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
f.    Meningkatkan estetika penulisan.
g.    Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka

b.      Jenis Kutipan:                >>Kutipan Langsung
                                          >>Kutipan Tidak Langsung
                     Kutipan langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada yang perubahan. Jua tetap memperhatikan EYD.
                     Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
            Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem
E.                 Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan kumpulan sumber rujukan atau referensi yang dipergunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Pustaka yang dipergunakan dalam sebuah karya tulis ilmiah dapat berupa buku, artikel ilmiah, jurnal ilmiah, karya editorial, dan sumber elektronika (website).
Penulisan daftar pustaka, oleh Yulianto (2011:86) harus memenuhi kaidah kaidah berikut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan daftar pustaka dapat dicermati dalam keterangan di bawah ini.
1. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad atau alfabetis.
2. Apabila pada daftar pustaka ada dua atau lebih pengarang yang huruf pertamanya sama, maka yang diperhitungkan adalah huruf kedua. Dan, apabila huruf yang kedua sama, maka yang harus diperhitungkan adalah huruf ketiga dan demikian seterusnya.
Contoh:
Ahmad Slamet Harjosuyono dibalik menjadi Harjosuyono, Ahmad Slamet, Hernowo tetap Hernowo.
o        Sumber rujukan dari koran
a. Jika ada nama pengarang, maka urutan penulisannya sebagai berikut.
1) Nama pengarang (titik)
2) Tahun penerbitan (titik)
3) Judul artikel (diapit tanda petik dua, titik)
4) Nama koran (dicetak miring dan didahului kata dalam, titik)
5) Tanggal penerbitan (titik)
6) Kota penerbitan (titik)
Contoh:
Laksono, Haryanto Noor. 2009. “Hubungan Stress dengan Kegemukan”. Dalam Jawa Pos. 5 November. Surabaya.
o        Sumber rujukan dari intenet, ditulis sebagai berikut.
a. Jika ada nama pengarang, urutan penulisannya sebagai berikut.
1) Nama pengarang (titik)
2) Tahun mengakses (titik)
3) Judul artikel (diapit tanda petik dua, titik)
4) Alamat situs (didahului kata dalam, titik)
5) Tanggal pengaksesan atau pengunduhan (titik).
Contoh:
Jamaludin, Ahmad. 2009. “Manajemen Pendidikan Masa Kini”. Dalam www.wikipedia. 2 Desember.
“Disini penulis ingin mepelajari secara mendalam tentang surat”
Surat adalah salah satu alat komunikasi tertulis berasal dari salah satu pihak yang ditujukan kepada pihak lain untuk menyampaikan pesan atau warta (Marjo, 1994:15), sedangkan menurut Achmad Muliadi (1983:9), surat adalah sarana komunikasi tertulis atau alat untuk mengadakan hubungan dengan orang lain yang menggunakan kertas dan tulisan sebagai medianya. Bratawidjaja (1995:5) menyebutkan surat sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan informasi tertulis dari satu pihak kepada pihak lain. Informasi itu bisa berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan pemikiran, sanggahan, dan sebagainya.
Surat merupakan bentuk komunikasi tertulis antara seseorang atau lembaga dengan orang atau lembaga yang lainnya, (Nurdin. 2005:189).
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa surat adalah salah satu alat atau media tertulis untuk menyampaikan dan adanya hubungan antara pihak satu dengan pihak lainnya.
A.                Jenis-Jenis Surat
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat mengenal berbagaimacam jenis surat. Secara garis besar, Bratawidjaja (1995:6-7) menyebut sebagai berikut:
a.     Menurut isi dan asalnya, surat dibedakan atas tiga macam:
  Surat resmi atau dinas pemerintah,
  Surat niaga,
  Surat pribadi.
b.                  Menurut maksud dan tujuannya, surat digolongkan atas:
a.       Surat pemberitahuan                  f.       Surat panggilan
b.      Surat keputusan                          e.       Surat peringatan
c.       Surat perintah                            g.      Surat penawaran
d.      Surat permintaan dan surat permohonan   h.      Surat perjanjian
i.        Surat pesanan                            j.        Surat laporan
k.      Surat pengantar                          l.        Surat lamaran kerja, dan sebagainya.
c.                   Menurut wujudnya, surat dibedakan atas:  
Kartu pos:  Kartu pos adalah surat terbuka yang terbuat dari kertas berukuran 10 x 15 cm. Lembaran kertas surat ini biasanya tebal, sehingga berbentuk kartu. Kegunaan surat ini untuk menyampaikan berita yang singkat.
Warkat pos: Warkat pos adalah surat tertutup yang terbuat dari sehelai kertas. Surat seperti ini dapat dilipat menjadi amplop. Kegunaan surat jenis ini adalah untuk menyampaikan berita yang agak panjang dalam sehelai kertas.
Surat bersampul: Surat bersampul adalah surat yang dikirimkan kepada seseorang dengan menggunakan sampul surat.Kelebihan surat ini dibanding dengan jenis surat yang lain adalah lebih terjamin kerahasiaan isinya; lebih leluasa dalam menulis isi surat; lebih santun dalam surat menyurat.
Telegram: Telegram adalah jenis surat yang berisikan pesan yang relatif singkat yang mana dikirim dengan bantuan pesawat telegram. Surat ini akan sampai ke tujuan dalam waktu yang singkat.
Teleks;
Faksimil’        
d.      Menurut sasarannya, surat terbagi atas:
>>Surat Biasa                                     >>Surat Edaran     >>Surat Pengumuman
e.          Menurut jaminan dan keamanan isinya, surat digolongkan atas empat macam, yaitu:
1)      Surat sangat rahasia
2)      Surat rahasia
3)      Surat konfidesil (terbatas)
4)      Surat biasa
B.                 Pengertian Surat Dinas dan Jenisnya
Surat dinas ditulis untuk keperluan komunikasi antara kantor yang satu dan kantor yang lain atau antarorganisasi. Surat dinas dibuat oleh seseorang yang berkedudukan sebagai pejabat instansi pemerintah sehingga surat ini disebut juga surat jabatan. surat dinas juga disebut sebagai surat resmi. 
  Syarat sebuah surat dinas:
      Format dan bentuk surat menarik, yaitu tempat teratur dan tidak diletakkan seenaknya, isi tidak terlalu panjang, yaitu langsung pada sasaran dan tidak bertele-tele,
            Bahasa harus jelas, padat, baku, umum, yaitu harus komunikatif, sopan, mudah dipahami, simpatik, dan tidak menyinggung perasaan penerima, harus bersih dan menggambarkan citra pengirimnya.
  Beberapa jenis surat yang termasuk surat dinas adalah sebagai berikut :
                     Surat Permohonan
Surat permohonan berisi permohonan atau permintaan sesuatu kepada pihak lain. Misalnya permohonan kepada seseorang untuk menjadi pembicara dalam suatu seminar, permohonan kepada pejabat untuk meresmikan suatu acara, Permohonan untuk menyebarluaskan suatu informasi, Permohonan izin, Permohonan mutasi/pindah tugas, dan permohonan peminjaman sesuatu.
a) Identitas pemohon.
b) Isi permohonan.
c) Tujuan dan alasan memohon.
d) Batas waktu maksimal untuk menjawab permohonan.
e) Pernyataan kesungguhan dalam memohon.
                     Surat Pemberitahuan
Surat pemberitahuan berisi suatu pengumuman atau sosialisasi informasi baru yang perlu diketahui oleh pihak lain yang terkait. Surat ini sifatnya hanya mengabarkan suatu berita sehingga tidak perlu untuk ditanggapi dalam bentuk surat. Secara umum, sistematika surat pemberitahuan adalah sebagai berikut.
a) Bagian pembuka, berisi masalah pokok surat
b) Bagian isi, berisi rincian, uraian, keterangan, atau penjelasan dari masalah pokok yang akan diberitahukan.
c) Bagian penutup, berisi harapan agar pihak yang dituju memaklumi hal yang disampaikan.
                     Surat Keterangan
Surat keterangan berisi keterangan resmi tentang status/kondisi seseorang atau barang yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
                     Memo dan Nota Dinas
Memo atau nota dinas adalah surat khusus yang dipakai antar pejabat di lingkungan suatu lembaga. Pemakaian memo tersebut berbeda dengan memo pribadi. Memo pribadi dipakai oleh perseorangan dan dapat dikirim kepada siapa saja asal orang yang dituju sudah kenal baik dengan pengirim memo pribadi itu.  
C.    Sistematika Surat Resmi atau Surat Dinas
Dalam sistematika penulisan surat resmi ada beberapa bagian, bagian surat tersebut terdiri atas:
a)    kepala surat                      f)     isi surat
b)    tanggal                             g)    salam punutup
c)    nomor, lampiran, dan hal atau perihal                  h)   pengirim surat
d)    alamat surat                     i)     tembusan
e)    salam pembuka                 j)     inisial.
    Kepala surat
Kepala surat yang lengkap terdiri atas:
a)       nama instansi                             d)       nomor kotak pos
b)        alamat lengkap                         e)       alamat kawat
c)        nomor telepon                          i)         lambang atau logo
.
Nama instansi ditulis dengan huruf kapital alamat instansi, termasuk di dalamnya telepon, kotak pos, dan alamat kawat (jika ada) ditulis dengan huruf awal kata kapital kecuali kata tugas. Nomor kode pos ditulis setelah nama kota tempat instansi itu berada.
    Nomor, Lampiran, dan Hal
Kata nomor, lampiran dan hal ditulis dengan diawali huruf  kapital, Nomor, Lampiran, dan hal diikuti oleh tanda titik dua yang ditulis secara estetik ke bawah sesuai dengan panjang pendeknya ketiga kata itu.
Penulisan nomor dan kode surat yang benar:
- Nomor:110/U/PPHBI/2003
- Nomor: 110/U/PPHBI/2003
Contoh penulisan lampiran yang dianjurkan:
- Lampiran: satu berkas
- Lam: Satu berkas


    Alamat surat
Dalam penulisan alamat surat terdapat dua macam bentuk. Bentuk pertama adalah alamat yang ditulis di sebelah kanan atas di bawah tanggal surat dan bentuk kedua adalah alamat yang ditulis di sebelah kiri atas di bawah bagian hal atau sebelum salam pembuka.
    Penulisan Salam
Dalam penulisan surat terdapat dua buah salam, yaitu (1)salam pembuka dan (2)salam penutup. Penulisan kedua bentuk salam itu merupakan awal dalam berkomunikasi antara penulis surat dan penerima surat.
    Isi Surat
Secara garis besar isi surat terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian pertama merupakan paragraf pembuka, bagian kedua merupakan paragraf isi dan bagian ketiga merupakan bagian penutup.
Contoh:
a.       Kami ingin memberitahukan kepada saudara bahwa...
b.      Salah satu kegiatan proyek penelitian adalah meneliti sastra lisan Sunda. Sehubungan dengan itu...
    Nama Pengirim
Nama pengirim surat ditulis di bawah tanda salam penutup. Tanda tangan diperlukan sebagai keabsahan surat dinas. Dalam penulisan nama pengirim perlu diperhatikan hal berikut:
a.   Penulisan nama tidak perlu menggunakan huru kapital seluruhnya, tetapi menggunakan huruf awal kapital pada setiap unsur nama.
b.   Nama tidak perlu ditulis di dalam kurung, tidak perlu bergaris bawah dan tidak perlu diakhiri dengan tanda titik.
c.   Nama jabatan dapat dicantumkan di bawah nama pengirim.
    Inisial (Sandi)
Inisial (Sandi) di tempatkan pada bagian paling bawah sebelah kiri di bawah tembusan(kalau ada). Inisial merupakan tanda pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan pengetik surat.



“Disini Penulis Ingin Menjelaskan dan Memperdalam Pengetahuan Tentang Menulis Proposal”
A.                Pengertian Proposal
Proposal adalah rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang akan dilaksanakan. Rencana tersebut harus dituliskan agar pihak yang berkepentingan dapat memahami dengan baik. Pihak yang berkepentingan tersebut, antara lain pemberi izin dan penyumbang dana, seperti kepala sekolah, orang tua, sponsor, polisi, lurah, atau kepala desa.
Macam-Macam Proposal
Macam-macam Proposal ada 3:
1.                  Proposal Kegiatan
2.                  Proposal Proyek
3.                  Proposal Penelitian
·               Prosedur penelitian
1.   Metode
2.   Populasi dan sampel
3.   Instrumen penelitian
4.   Teknik pengumpulan data
5.   Teknik analisis data 
·               Organisasi dan jadwal penelitian
1.   Organisasi penelitian
2.   Jadwal penelitian
3.    Biaya yang diperlukaa
    Menurut jenisnya proposal dibagi menjadi 3 yaitu:
a.       Formal                           b.      Semiformal                     c.       Nonformal
 C.                Ciri-ciri Proposal:
a.       Proposal meringkas kegiatan yang akan dilakukan
b.      Sebagai pemberitau pertama suatu kegiatan
c.       Berisikan tujuan – tujuan, latar belakang acara
d.      Pastinya proposal itu berupa lembaran – lembaran pemberitahuan yang telah dijilit yang nantinya diserakan kepada pihak yang bersangkutan
D.                 Fungsi Proposal
Proposal memiliki fungsi yang sangat penting bagi perseorangan atau lembaga yang akan melakukan usaha, program, atau kegiatan. Fungsi dari proposal adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
2.      Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
3.      Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau swasta.
4.      Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank
5.      Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan sebagainya.
 Disini  akan dijelaskan pengertian Karya Ilmiah menurut: Pateda dan Pamungkas, dan akan menjelaskan atau memaparkan Ihwal Karya Ilmia secara mendalam”
Karya ilmiah merupakan hasil suatu pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu; yang tersusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar, bertanggung jawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penulisan karya ilmiah, karya tulis yang dihasilkan baik secara teknis maupun materi harus dapat dipertanggungjawabkan, karena hasil karya ilmiah akan dibaca oleh khalayak dan akan dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Pateda, 1993:91).
Pamungkas (2012:52) menjelaskan bahwa karya ilmiah biasanya mempunyai spesifikasi bentuk. Karya ilmiah dihasilkan dengan pemikiran sistematis, disusun dalam suatu urutan yang teratur, sehingga pembaca mudah memahami hasil tulisan tersebut.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, yaitu: bahwasanya karya ilmiah merupakan hasil tulisan atau pemikiran yang disusun secara logis dan benar. Bukan hasil pemikiran sendiri, akan tetapi semua yang dibuat berdasarkan penelitian dan menggunakan bahasa ilmiah.
Aspek-Aspek dan Ciri Karya Tulis Ilmiah:                           
>>Aspek Antologi
>>Aspek epistimologi
>>Aspek aksiologi
             Ontologi mencakup tentang objek penelitian. Objek kajian yang dimaksud adalah objek yang dapat ditemukan atau dicek kebenarannya oleh peneliti-peneliti lain, sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Epistimologi berkaitan dengan metode. Artinya, kesalahan penggunaan metode akan kebenaran sebuah penelitian dipertanyakan. Metode yang diterapkan dalam penelitian ilmiah harus disesuaikan dengan bidang kajian, sifat penelitian (deskriptif atau perskripstif), dan lain-lain. Dan,
Aksiologi, yang berhubungan dengan manfaat. Manfaat yang dimaksud adalah manfaat secara teoretis maupun praktis.
Jenis-jenis Karya Ilmiah
Umum karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), karya ilmiah terdiri dari :
a. Makalah  ( Karya Tulis)                               b. Skripsi,Thesis dan, Desrtasi.

  Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Karya tulis skripsi, tesis, dan disertasi pada dasarnya adalah jenis karya tulis ilmiah yang sama. Perbedaan antara ketiganya terletak pada ketajaman analisis dan jenjang pendidikan penulisnya. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun atau ditulis untuk memenuhi persyaratan mengakhiri pendidikan jenjang S-1 (Strata Satu), atau untuk mencapai gelar sarjana.
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa untuk persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang S-2, untuk mendapatkan  gelar magister. Sedangkan, disertasi adalah karya tulis ilmiah yang disusun mahasiswa sebagai prasyarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S-3, untuk mendapatkan gelar doktor (Pamungkas, 2012:65). 
         Kesimpulan dan titik berat dari Skripsi, Tesis, dan Disertasi:
Ketiga jenis karya tulis ilmiah di atas mempunyai sistematik yang sama. Kesamaan itu dapat dilihat dari cara penyajian penulis, baik berupa hasil penelitian pustaka, kualitatif, maupun kuantitatif. Dan perbedaan yang mencolok biasanya terletak pada objek penelitian dan metode penelitiannya. Titik berat dari ketiga karya ilmiah ini berada pada penelitiannya, yaitu:
Jika skripsi mungkin hanya tiga sumber buku saja sudah cukup, akan tetap jika tesis membutuhkan 8 sd 10 sumber buku bahkan bisa lebih, jika disertasi mungkin lebih dari skripsi,  tesis, dan disertasi.
  Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah
Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu di diperhatikan dalam  penulisan karya ilmia. Norma ini berkaitan dengan pengutipan  dan perunjukan,perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan. ( Tanjung, Bahdin Nur:2005)
  Kaidah karya ilmiah mempunyai ciri-ciri, antara lain:
1)penyebutan sumber tulisanyang jelas. Jika penyusun karya ilmiah mengutip pendapat orang lain, maka sumber itu harus disebutkan dengan jelas dan lengkap;
(2) memenuhi kaidah penulisan yang berkaitan dengan kutip-mengutip, penulisan kata, frasa, dan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasaIndonesia yang baik dan benar

Syarat-syarat khusus dalam karya tulis ilmiah, oleh Nasucha (Pamungkas, 2012:54) adalah sebagai berikut.
1. Karya tulis ilmiah harus komunikatif. Artinya, informasi yang ditulis atau disampaikan dapat (mudah) dipahami oleh pembaca.
2. Isi karya tulis bernalar.
3. Ekonomis.
4. Berlandaskan pada kaidah teoretis yang kuat.
5. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu.
6. Memiliki sumber penopang yang mutakhir.
7. Bertanggung jawab.
  Penggunaan Bahasa Indonesia Karya Tulis Ilmiah
Pamungkas (2012:55) juga menyatakan tentang sifat umum dari bahasa baku (ilmiah) antara lain:    (1)  mempunyai kemantapan dinamis; sesuai kaidah atau aturan penulisan yang sudah tetap,
 (2)  kecendekiaan; terwujud  dari hasil karya tulisan (struktur kalimat) yang berisi penalaran dan pemikiran yang logis, dan
3)  adanya penyeragaman kaidah; mempunyai sifat resmi dan mempunyai        sifat yang sama antara penulis dengan pembaca.
Bagaimana Penulisan Pola dan Format Penulisan Karya Tulis Ilmiah?
Yaitu:
1.                                    Pola Ukuran Pengetikan
Menurut Yulianto (2011:77) menjelaskan bahwa penulisan karya tulis ilmiah membutuhkan kertas HVS yang berukuran kuarto (21,5 x 28 cm) atau kertas A4 (21,5 x 29 cm). Pola pengetikan pada halaman biasa berlaku ukuran sebagai berikut.
a. Pias atas 3 cm          b. Pias bawah 3,5 – 4 cm        c. Pias kiri 4 cm       d. Pias kanan 3 cm
Pola pengetikan pada halaman bertajuk berlaku aturan berikut.
a. Pias atas 5 cm          b. Pias bawah 3,5 – 4 cm        c. Pias kiri 4 cm           d. Pias kanan 3 cm
2. Pola Spasi dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Penggunaan Jarak Satu Spasi Jarak antar baris pada kutipan langsung yang panjangnya empat baris atau lebih adalah satu spasi. Kutipan itu ditulis dengan menjorok ke dalam sepanjang 5 – 7 ketukan atau sesuai dengan awal paragraf.
    Pola Penomoran dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah
a. Penggunaan Angka Romawi
Angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, v, vi, dan seterusnya) digunakan untuk nomor halaman sebelum bab pendahuluan. Misalnya halaman kata pengantar, lembar pengesahan, daftar isi, abstraksi, dan lain-lain. Dan, penggunaan angka romawi besar (I, II, III, IV, V, dan seterusnya) digunakan untuk penomoran bab.
    Peletakan Nomor Halaman Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Nomor halaman pada halaman bertajuk berada pada pias bawah di tengah-tengah antara margin kiri dengan margin kanan dan berjarak dua spasi dari baris bawah uraian terakhir (batas bawah pengetikan). Sedangkan, pada halaman biasa nomor halaman diletakkan pada pias atas berbatas dengan margin kanan dan berjarak dua spasi dari batas atas uraian. Nomor halaman pada halaman bertajuk dapat tidak dituliskan, namun kehadirannya tetap diperhitungkan.  
    Penulisan Daftar Pustaka dalam Karya Tulis Ilmiah
Daftar pustaka merupakan kumpulan sumber rujukan atau referensi yang dipergunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Pustaka yang dipergunakan dalam sebuah karya tulis ilmiah dapat berupa buku, artikel ilmiah, jurnal ilmiah, karya editorial, dan sumber elektronika (website).
Penulisan daftar pustaka, oleh Yulianto (2011:86) harus memenuhi kaidah kaidah berikut.
1. Memuat sumber pustaka yang digunakan dalam karangan;
2. Sumber pustaka yang dicantumkan dalam daftar pustaka harus sumber yang digunakan dalam catatan pustaka (kutipan), bukan seluruh sumber yang pernah dipakai penulis, tetapi tidak terdapat dalam catatan pustaka;
3. Disajikan dengan urutan secara alfabetis dan kronologis;
4. Tanpa nomor urut;
5. Jika penulisannya tidak termuat dalam satu baris, digunakan baris kedua dan seterusnya, diawali dengan menjorokkan ke dalam sepuluh ketukan dari margin kiri (bentuk paragraf bergantung, hanging paragraph.