“Disini penulis ingin menjelasakan Hakikat
Menulis, Pengettian Menulis, Unsur-Unsur Menulis, dan Asas-Asas Menulis Yang Baik”
A. Hakikat Menulis
Menurut Tarigan
(1982:21) mengatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran tersebut.
Senada dengan Tarigan, Nurudin
(2007:4) menyebutkan bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang
dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis
kepada orang lain agar mudah dipahami. Definisi menulis ini mengungkapkan bahwa
menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh orang lain,
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan
dan untuk menyampaikan pesan (komunikasi) melalui bahasa tulis sebagai alat
atau medianya, sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca. Kemampuan menulis
merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan
keterampilan. Dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang
terlibat, yaitu: penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan,
saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
B.
Pengertian Menulis Bahasa
Menulis => menyampaikan pesan terhadap pembaca yang berisi tentang
masalah social dan politik. Dalam Nurdin (2010:58) Menulis adalah:
Serangkaian
kegiatan seseorang dalam rangka mengugkapkan gagasan dan pemikiran, kemudian
menyampaikan melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah di pahami.
Penulis
yang baik adalah penulis yang mampu menggunakan teknik menulis secara berbeda
tergantung dari siapa sasaran tulisannya dan untuk siapa tulisan itu
dibuat.
Dalam
menulis ada beberapa aspek yag perlu diperhatikan antara lain:
Audience ( pembaca)
Seorang
penulis terus mengerti (sasaran) siapa pembacabya. Sehingga bahan bacaan dapat
diterima dan dipahami maksudnya dengan baik.
Purpose dan Strategi
a.
Purpose: Seorang
penulis harus mempunyai tujuan atau visi dan misi terhadap bahan bacaannya.
b.
Strategi: Tulisan
ditunjukan kepada >>
pembaca yang memiliki pengetahuan
>>Pembaca yang tidak memiliki
pengetahuan
Dengan kata lain tulisan seorang penulis harus mampu memhami
atau disesuaikan dengan pembacanya. Hal ini bertujuan agar maksud penulis atau
isi karangan dapat tersampaikan dengan baik atau sesuai dengan sasaran.
Unsur- unsur Menulis
Gagasan
Tuturan >>Tatanan
Wahana
Asas-asas Menulis
Nuruddin (2011:39-46) Dalam
presentasinya, kegiatan menulis memerlukan asas-asas menulis yang dijelaskan
berikut ini ;
Kejelasan
Kesatu paduan
Keringkasan Pertautan
Ketepatan
Penegasan
c. Organization
(Struktur Tulisan)
Struktur tulisan diantaranya sebagai berikut:
a) Gambaran situasi
b) Identifikasi masalah
c) Sanbutan penyelesaian
d) Evaluasi penyelesaian
Perbedaan Menulis Sastra dan Menulis
Bahasa
Menulis Sastra
>> Bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang imajinatif
>> Timgkat pemahaman antara
orang yang satu dengan orang lain berbeda
Menulis Bahasa
>> menggunakan bahasa yang
bersifat ilmiah
>> pemahaman lebih mudah dan
memilikikesamaan antara orang satu dengan yang lainnya.
>> isi tulisan mudah dipahami
d.
Style (gaya bahasa)

a)
Tepat
b)
Pesan tersampaikandengan menggunakan bahasa yang formal dan simple
c)
Pilihan kata yang tepat ( kerja, bentuk, sifat, ganti keterangan, bilangan,
depan, sambungan, seru)
e.
Plow (Alur)
Saling berkaitan antara kalimat yang
satu dengan kalimat berikutnya, pertanyaan, ide, dan simpulan.
Pilihan kata dan frase mendukung
tersampaikannya ide tulisan
Contoh:
Penjumlahan ( dan, serta) Perbandingan (sedangkan)
Sebab- akibat (karena, maka) Ilustrasi (seperti, contoh)
Berlawanan (namun)
Identifikasi (mengacu pada
kenyataan)
Klasifikasi (adalah, yaitu)
f.
Presentation (penyajian)
Dalam penyajian sebuah tulisan,
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)
Format tulisan c)
Ukuran kertas
b)
Bentuk paragraf d)
Koreksi pada kesalahan EYD atau tata bahasa
c)
Spasi tulisan e) Mengecek kata dan kalimat

Memilih dan menetapkan topic
Menentukan tujuan tulisan atau penulisan dan bentuk karangan
Bahan penulisan
Menyusun krangka karangan

Menentukan out let (kerangka karangan) Menyusun paragraf
Isi karangan Tahap Editing
Diksi Tahap Refisi
Kalimat Efektif Penyelesaian
“Disini penulis ingin menjelaskan
tentang Fungsi dan tujuan Tulisan,Manfaat dan nilai menulis”
Pengertian
Menulis
Menurut Nurgiyantoro Burhan
(2001:296) “menulis adalah suatu bentuk
sistem komunikasi lambang visual dengan mengungkapkan gagasan melaui media bahasa”.
sistem komunikasi lambang visual dengan mengungkapkan gagasan melaui media bahasa”.
Melalui menulis kita dapat
menuangkan apa yang kita rasakan, dan apa yang
kita inginkan. Selain itu menulis juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk
menyimpan kenangan mengenai sesuatu dalam bentuk tulisan. Hal itu senada dengan apa yang dikatakan Mirriam, (2005:19) bahwa menulis dapat juga diartikan sebagai keterampilan berbahasa yang memberi kita tempat untuk menyimpan dan menikmati kenangan, pengetahuan, pemikiran, keinginan, perasaan dan tujuan.
kita inginkan. Selain itu menulis juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk
menyimpan kenangan mengenai sesuatu dalam bentuk tulisan. Hal itu senada dengan apa yang dikatakan Mirriam, (2005:19) bahwa menulis dapat juga diartikan sebagai keterampilan berbahasa yang memberi kita tempat untuk menyimpan dan menikmati kenangan, pengetahuan, pemikiran, keinginan, perasaan dan tujuan.
Menulis adalah suatu bentuk
berfikir, tetapi justru berfikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu.
salah satu dari tugas-tugas terpenting sang penulis sebagai penulis adalah
menguasai prinsip-prinsip menulis dan berfikir, yang akan dapat menolongnya
mencapai maksud dan tujuan. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang
di maksudkan itu adalah penemuan ,susunan,dan gaya. Secara singkat; belajar
menulis adalah belajar berfikir dalam dengan cara tertentu. D’Angelo, (1980: 5)
Berdasarkan pendapat-pendapat di
atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi yang berfungsi menuangkan pikiran dan perasaan yang teratur melalui lambang-lambang grafik sehingga dapat dipahami orang lain. Melalui menulis kita dapat mengekspresikan diri secara total.
adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi yang berfungsi menuangkan pikiran dan perasaan yang teratur melalui lambang-lambang grafik sehingga dapat dipahami orang lain. Melalui menulis kita dapat mengekspresikan diri secara total.
Fungsi-fungsi
Menulis:
>>Juga dapat
menolong kita berfikir kritis.
>>Juga dapat mempermudahkan kita merasakan
hubungan-hubungan,
>>Juga dapat menolong kita berfikir kritis.
>>Juga dapat mempermudahkan kita merasakan
hubungan-hubungan,
>>memperdalam daya tanggap atau persepsi kita,
memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
>>Sarana untuk
mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan,
keinginan amarah.
Tujuan Menulis: dalam, Nurdin
(2010:25)
1.
Assignment
purpose (tujuan penugasan).
Tujuan penugasan ini sebenarnya
tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan,
bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum
buku; sekretaris yang di tugaskan membuat laporan, notulen rapat);
2.
Altruistic
purpose (tujuan altruistic)
Penulisan
bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca,
ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya ,
ingin membuat hidup para pembaca lebih muda dan lebih menyenangkan dengan karya
itu. Tujuan altruistic adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan;
3. Persuasive
purpose (tujuan persuasive)
Tujuan yang
bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang di utarakan;
4.
Informational
purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tujuan yang
bertujuan memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada para
pembaca;
5.
Self –
expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tujuan yang bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca;
6.
Creative
purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini
erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif”
disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan
mencapai norma artistic, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang
bertujuanmencapai nilai artistic, nilai-nilai kesenian;
7.
Problem-solving
purpose (tujuan pemecahan masalah)
Abdurrahman
dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di sekolah
dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang
diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan
baik”. (Hipple, 1973:309-311).
Manfaat Menulis
•
menulis
menyumbang kecerdasan
•
menulis
mengem-bangkan daya inisiatif dan kreativitas,
•
menulis
menumbuhkan keberanian
•
menulis
mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
1) Menulis Mengasah Kecerdasan
Menulis adalah
suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak
pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu
meliputi:
(1) pengetahuan tentang topik
yang akan dituliskan,
(2) penuangan pengetahuan itu
ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan
kemampuan pembacanya, dan
(3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau
aturan penulisan.
Untuk sampai pada kesanggupan
seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan,
kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya
dalam berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.
2) Menulis
Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas
Dalam menulis, seseorang mesti
menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah
(1) unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi,
pengalimatan, dan pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban
yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka
apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.
3) Menulis
Menumbuhkan Keberanian
Ketika menulis, seorang penulis
harus berani menampilkan kediriannya, ter-masuk pemikiran, perasaan, dan
gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Kon-sekuensinya, dia harus siap dan
mau melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik
yang bersifat positif ataupun negatif.
4) Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan
Informasi
Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal
yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa yang
disampaikannya itu tidak selalu dimilikinya saat itu. Padahal, tak akan dapat me-nyampaikan
banyak hal dengan memuaskan tanpa memiliki wawasan atau pengeta-huan yang
memadai tentang apa yang akan dituliskannya. Kecuali, kalau memang apa yang
disampaikannya hanya sekedarnya.
Menurut Gie, (2002: 19) ada 6 jenis
nilai dalam menulis yaitu:
1.
Nilai kecerdasan. 4. Nilai
kemasyarakatan
2.
Nilai kependidikan. 5.
Nilai keuangan.
3.
Nilai kejiwaan. 6. Nilai kefilsafatan.
“Penulis ingin menjelaskan Langkah-langkah Menulis dan
Proses Menulis”
A.
Langkah-Langkah Dasar dalam Menulis
Menulis
merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, menulis harus
mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat
hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas.
Sebagai suatu proses, menulis terdiri atas berbagai tahap sebagai berikut;
a. Tahap ini merupakan tahap
perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup beberapa langkah kegiatan
antaranya:
Tahap Prapenulisan:
1. Pemilihan
dan Penetapan Topik
2. Menentukan Tujuan Penulisan dan Bentuk Karangan
3. Bahan Penulisan
4. Menyusun Kerangka
Karangan
1)
Pemilihan dan Penetapan Topik
Memilih dan
menetapkan topik suatu langkah awal yang penting, sebab tidak ada tulisan tanpa
ada sesuatu yang hendak ditulis. Masalah pertama yang dihadapi penulis untuk
merumuskan tema sebuah karangan adalah topik atau pokok pembicaraan (Keraf,
1993: 126).
Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan dalaam memilih topik adalah:





Setiap penulis harus betul-betul
yakin bahwa topik yang dipilihnya harus cukup sempit dan terbatas, atau sangat
khusus untuk digarap. Dengan pembatasan itu, penulis akan lebih mudah memilih
hal-hal yang akan dikembangkan (Keraf, 1993:129).
2) Menentukan Tujuan Penulisan dan Bentuk Karangan
Tujuan penulisan diartikan sebagai
pola yang mengendalikan tulisan secara menyeluruh (Akhadiah, 1998:89).
Dengan menentukan tujuan penulisan, diketahui apa yang ingin dilakukan pada
tahap penulisan, bahkan apa yang diperlukan, luas lingkup bahasan,
pengorganisasian, dan mungkin juga sudut pandang yang digunakan. Secara
eksplisit, tujuan penulisan dapat dinyatakan cara tesis atau dengan menyatakan maksud.
3) Bahan
Penulisan
Bahan penulisan
ialah semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan
penulisan.Bahan tersebut mungkin berupa rincian, sejarah kasus, contoh,
penjelasan, definisi, fakta, hubungan sebab-akibat, hasil pengujian hipotesis,
angka-angka, diagram, gambar, dan sebagainya (Akhadiah, 1998:90).
4)
Menyusun Kerangka Karangan
Sebuah karangan
mengandung rencana kerja, memuat ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus
diperinci dan dikembangkan.Karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan
teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan utama dari
gagasan tambahan.
Kerangka karangan dapat berbentuk
catatan sederhana, tetapi dapat juga berbentuk mendetail dan digarap dengan
sangat cermat. Secara singkat Keraf (1993:132) mendefinisikan kerangka
karangan sebagai suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang akan digarap.
Tahap Penulisan
1. Isi Karangan
2. Kosakta atau
Pilihan Kata
3. Kalimat Efektif
4. Paragraf
1)
Isi Karangan
Bagian isi karangan merupakan inti
dari karangan itu sendiri. Keraf (1993:134) membagi isi karangan yakni
pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.
2) Kosakta
atau Pilihan Kata
Achmadi (1990:34)
mendefinisikan pilihan kata adalah seleksi kata-kata untuk mengespresikan ide
atau gagasan atau perasaan.Dengan memilih kata persyaratan pokokyangharus diperlukan yaitu ketapan dan kesesuaian.
Persyaratan ketepatan menyangkut
makna, aspek logika kata-kata; kata-kata yang dipilih harus secara tepat
mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Persyaratan kesesuaian menyangkut
kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan/situasi dan keadaan
pembaca.Jadi, menyangkut aspek sosial kata-kata.
3)
Kalimat Efektif
Kalimat yang
mengandung gagasan haruslah yang memenuhi syarat gramatikal.Memerlukan
persyaratan efektiviats artinya, kalimat itu harus memenuhi sasaran, mampu
menimbulkan pengaruh, meninggalkan pesan, atau menerbitkan selera pembaca.
4) Paragraf
Akhadiah (1998:33) memberikan batasan
paragraf tersusun dari beberapa buah kalimat, yang berhubungan satu dengan yang
lain sehingga merupakan kesatuan utuh untuk menyampaikan suatu maksud.
c. Tahap Revisi
Tahap ini
merupakan tahap yang paling akhir dalam penulisan.Jika bahan seluruh tulisan
sudah selesai, tulisan tersebut perlu dibaca kemabali.
Hasil bacaan perlu diperbaiki,
dikurangi, atau mungkin juga diperluas.
B.
Proses Menulis
a.
Proses menulis yang baik :
Luruskan niat
Subyek familiar
Referensi dan Visual
Konsisten
“Pengertian penggolongan tulisan berdasarkan
bentuk, ragam, jenis,rumpun, dan macam”
Penggolongan
tulisan banyak yang dikenal. Penggolongan tersebut sangat dipengaruhi oleh yang
mengemukakan, kepentingan dan dasarannya. Menurut The Liang Gie (2002),
penggolongan tulisan dapat didasarkan pada bentuk, ragam, jenis, rumpun dan
macam. Nurudin, (2010:50).
A. Peggolongan tulisan berdasarkan bentuk
Menurut The Liang Gie, penggolongan
tulisan menurut bentuk meliputi cerita, lukisan, paparan dan argumentasi. Namun
bias juga ditambah dengan persuasi. Alasannya, persuasi juga merupakan bentuk
yang mempunyai cirri, kepentingan dan tujuannya sendiri disamping keempatnya
yang lain. Iklan merupakan bentuk tulisan persuasi yang mempunyai cirri
tersendiri. Dengan demikian, didasarlkan pada bentuk, tulisan terdiri dari
cerita (narasi), lukisan (deskripsi), paparan (eksposisi), argumentasi
(pendapat) dan persuasi. Nurudin (2010:50).
B.
Penggolongan menurut ragam
Penggolongan tulisan berdasarkan
ragam di bagi menjadi dua yaitu tulisan faktawi dan tulisan khayali.
Tulisan faktawi adalah tulisan yang
diolah berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dengan kata lain, tulisan yang
dihasilkan bukan karena rekayasa seseorang.
Ia juga bukan cerita bohongyang sengaja dibuat untuk cerita tertentu.
Fakta ini sering disebut dengan unsure 5W+1H (who, where, when, what, why dan how) dalam jurnalistik.
Sementara itu, tulisan khayali
adalah tulisan yang tidak menuntut adanya fakta-fakta seperti ragam tulisan
faktawi. Tulisan ini lebih didasarkan pada daya imajinasi seseorang penulis.
Jadi, penulis diberikan kewenangan penuh untuk menulis apa saja yang ia
kehendaki. Nurudin (2010:52).
C.
Penggolongan tulisan berdasarkan jenis
Penggolongan tulisan berdasarkan
jenis merupakan pecahan dari ragam tulisan. Ragam tulisan faktawi memunculkan
dua jenis tulisan yaitu tulisan ilmiah dan tulisan informatif. Sedangkan ragam
tulisan khayali juga memunculkan dua jenis tulisan yaitu prosa dan puisi.
Tulisan
ilmiah adalah tulisan yang selam ini dilakukan dikalangan ilmuan atau sivitas
akademika (tulisan kependidikan dan penelitian). Bisa juga dilakukan oleh
kebanyakan orang, hanya dasar-dasar, sistematika dan penyusunannya memakai
kaidah ilmiah yang sudah digariskan.
Tulisan
ilmiah cenderung kaku karena harus memakai format tertentu. Ia tidak bias
ditulis menurut kehendak penulisnya. Dukungan literature, dat cukup dan
analisis, biasa menyertai tulisan ilmiah. Nurudin (2010:53).
D.
Penggolongan tulisan berdasarkan rumpun
Penggolongan
tulisan berdasarkan jenis memunculkan penggolongan tulisan berdasarkan rumpun.
Penggolongan tulisan ini dipetakan sebagai berikut.
Jenis Tulisan:
Tulisan Ilmiah: (tulisan pendidikan,
tulisan ilmiah)
Tulisan Informatif: (lisah,
laporan, ulasan, artikel)
Prosa: (novel, cerpen, fiksi ilmu,
drama)
Puisi: (lirik, epik, dramatik)
E.
Penggolongan tulisan berdasarkan berdasarkan macam
Menurut Nurudin (2010:56).
Penggolongan tulisan berdasarkan macam
dipetakan sebagai berikut. Jenis tulisan berdasarkan macam.
Tulisan
Ilmiah:
Tulisan Kependidikan:
>>Tulisan
Kesarjanaan
Contoh:
paper/makalah, skripsi, tesis dan disertasi
>>Tulisan
Didaktik
Contoh:diktat
kuliah, buku pelajaran
>>Tulisan
Referensial
Contoh:
kamus, ensiklopedi
Tulisan
Penelitian
>>Artikel
Jurnal Ilmiah
>>Makalah
Seminar
>>Naskah
Penelitian
Simpulan
Penggolongan
tulisan berdasarkan ragam di bagi menjadi dua yaitu tulisan faktawi dan tulisan
khayali. Tulisan faktawi adalah tulisan yang diolah berdasarkan fakta-fakta.
Sedangkan tulisan khayali adalah tulisan yang tidak menuntut adanya fakta-fakta
Penggolongan
tulisan berdasarkan jenis terdiri dari dua jenis tulisan yaitu tulisan ilmiah
dan tulisan informatif. Tulisan ilmiah adalah tulisan yang selam ini dilakukan
dikalangan ilmuan atau sivitas akademika (tulisan kependidikan dan penelitian).
sedangkan, tulisan informatif adalah tulisan yang tujuan utamanya memberikan informasi
sebuah peristiwa atau kejadian (laporan).
Penggolongan
tulisan berdasarkan rumpun merupakan pecahan dari menururut jenis yaitu:
tulisan ilmiah yang meliputi tulisan kependidikan dan tulisan penelitian;
tulisan informative yang meliputi kisah, laporan, ringkasan, ulasan dan
artikel; prosa yang meliputi novel, cerpen, fiksi ilmu dan drama; dan puisi
yang meliputi lirik, epic dan dramatik.
Penggolongan
tulisan berdasarkan macam juga merupakan
pecahan dari menurut rumpun yaitu: tulisan kependidikan yang meliputi tusan
kesarjanaan, didaktik dan referensial; dan tulisan penelitian yang meliputi
artikel jurnal ilmiah, makalah seminar dan naskah penelitian.
“Disini Penulis Bermaksud Ingin Menjelaskan
Bentuk-Bentuk Tulisan dengan Jelas”
a.
Paragraf Argumentasi
b. Paragraf Persuasif
c.
Paragraf Naratif
d. Paragraf Deskripsi
e.
Paragraf Ekposisi
A.
Paragraf Argumentatif
Menurut Keraf (2007:3) argumentasi adalah suatu bentuk
retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar
mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
penulis.
Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam
ilmu pengetahuan. Karena melalui argumentasi, penulis dapat mengajukan
bukti-bukti atau menentukan kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat
mengenai suatu hal. (Keraf ,2007:3).
Pengertian paragraf argumentatif berdasarkan uraian di
atas adalah paragraf yang berisi tentang
ide atau gagasan yang disertai dengan alasan dan bukti-bukti yang kuat agar
dapat meyakinkan pembaca. Paragraf argumentasi sering dihubungkan dengan
prinsip-prinsip logika sebagai alat bantu utama. Logika itu sendiri sebagai
cabang ilmu yang berusaha menurunkan kesimpulan-kesimpulan melalui
kaidah-kaidah formal. Maka tulisan argumentatif yang ingin mengubah sikap dan
perilaku orang lain bertolak dari dasar-dasar tertentu , menuju sasaran yang
hendal dicapainya.
Berikut
ini adalah tugas dari penulis argumentative ( keraf, 2001);
1. Harus mengandung
kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan
diargumentasikan
2. Berusaha menghindari
setiap istilah yang menimbulkn prasangka tertentu
3. Penulis argumentasi
berusaha untuk menghilangkan ketidaksamaan yang tidak diargumentasikan, dalam
Nurdin (2010:79)
Ciri-Ciri Paragraf Argumentatif.
Bersifat
nonfiksi atau ilmiah;
Bertujuan
menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran;
Dilengkapi
bukti-bukti berupa data, tabel, dan gambar;
Ditutup dengan
kesimpulan.
Contah paragraf argumentatif pola akibat-sebab.
Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari
semakin bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan
segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka lakukan agar dapat
bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga yang paling brutal.
Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara meminta-minta.
Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika krisis ekonomi melanda
negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan hidup di
segala sektor/bidang.
B.
Paragraf Persuasif
Persuasif adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk
meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara atau
penulis pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007:118).
Sehingga paragraf persuasif dapat diartikan sebagai paragraf yang isinya
bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang atau pembaca agar
melaksanakan dan menerima keinginan penulis.
Melalui
persuasif, penulis mencoba mengubah pandangan
pembaca tentang sebuah permasalahan tertentu. Penulis mempersembahkan
fakta dan opini yang bisa didapatkan pembacanya untuk mengerti menggapai suatu
itu adalah benar, salah, atau diantara keduanya.
Menurat Keraf (2007:121-124) Dasar-dasar
persuasi dalam bukunya Rhetorica, aristoteles
mengemukakan tiga syarat. Pertama watak dan kredibilitas pembicaraan. Kedua,
kemampuan pembucara mengendalikan
emosi para hadirin. Ketiga, bukti-bukti atau fakta-fakta yang diperlukan untuk
Cirri-ciri Paragraf Persuasif: >> Ada fakta atau bukti untuk mempengaruhi atau membujuk
pembaca;
>>Bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca;
>>Menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada
pembaca.
Contoh
bentuk tulisan persuasif
Beras organik lebih menguntungkan daripada beras non-organik. Mutu beras
organik lebih sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak
mencemari lingkungan karena tidak me-nggunakan bahan kimia.Keuntungan yang
didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik
mendapatkan ke-untungan 34 % dari biaya prduksi, sedangkan petani beras
nonorganik hanya mendapat keuntungan 16 % dari biaya produksi.
Oleh karena
itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih
mnguntungkan dan dapat meningkatkan taraf hidup.
C.
Paragraf Naratif
Narasi dapat diartikan sebagai cerita. Sebuah cerita
adalah sebuah penulisan yang mempunyai karakter, setting, waktu, masalah,
mencoba untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi dari masalah itu
(Nurudin. 2010 :71).
Menurut Nurudin (2010 :71), narasi adalah bentuk tulisan
yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan
manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam
suatu kesatuan waktu tertentu. Sehingga
pengertian paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan tentang peristiwa
atau kejadian tertentu secara urut berdasarkan waktu terjadinya.
__Paragraf naratif di bedakan menjadi dua jenis, yaitu : >>Naratif Ekspositoris (NarasiTeknis)
>>Naratif
Sugestif
Naratif Ekspositoris (Narasi Teknis)
Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk me-nggugah pikiran para
pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pikiran
para pembaca sesudah membaca cerita tersebut ( Keraf, 2007:186).
Contoh:
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan
sebuah kontra melodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan
garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk
ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati,
gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu
“Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar Ahmad, sang pengantin.
Sumber : (Tempo, 20 Februari 2005)
Naratif Sugestif
Narasi sugestif
adalah narasi yang bertujuan untuk mem-berikan suatu maksud tertentu,
menyampaikan suatu amanat ter-sembunyi kepada para pembaca atau pendengar
sehingga tampak seolah-olah melihat atau merasakan tindakan atau perbuatan yang
dirangkai dalam suatu kejadian atau peristiwa tertentu.
Contoh:
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang
itu ketubuh Tunjungsekar. Tapi aneh,
sebelummengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih
Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh
Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi,
semuanya gagal.Sumber : (Terampil Menulis
Paragraf, 2004 : 66)
Ciri-ciri
Paragraf Naratif:
Ada tokoh,
tempat, waktu dan suasana yang diceritakan;
Kejadian
diurutkan sesuai urutan waktu atau urutan peristiwa;
Tidak hanya
terdapat pada karya fiksi tetapi juga terdapat pada karya non fiksi.
Paragraf Deskriptif
Deskriptif dapat diartikan sebagai gambaran, ulasan atau
rincian. Menurut Finoza dalam Nurudin (2010:60). Deskriptif adalah bentuk
tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pe-ngalaman pembaca dengan
jalan melukiskan objek yang sebenarnya.
Dalam tulisan deskriptif, penulis tidak
boleh mencampuradukkan keadaan yang
sebenarnya dengan interprestasinya sendiri.
Tujuan paragraf deskriptif adalah pembaca memperoleh
kesan atau informasi sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman
penulisnya, sehingga seolah-olah pembaca melihat, merasakan, dan mengalami
sendiri obyek tersebut untuk mencapai kesan yang sempurna. Penulis deskriptif
menggambarkan obyek sesuai dengan kesan, fakta, dan citraan.
Ciri-Ciri
Paragraf Deskriptif:
Menggambarkan
sesuatu secara detail;
Penggambaran
tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan me-libatkan kesan indera;
Membuat pembaca
merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Bentuk Tulisan Paragraf Deskriptif
Deskripsi Imajinatif atau Impresionis
Deskripsi Imajinatif atau
Impresionis adalah
paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa.
Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar
dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
Contoh:
Malam gelap gulita di hulu sungai Brantas. Ketahuan.
Sebentar-sebentar hiruk pikuk yang tiada berketentuan itu menjadi satu dengan
gegap gempita yang mendasyatkan dan mengecilkan hati, pertanda seorang raja
rimbah alah jatuh ke tanah untuk selama-lamanya.
Ramai peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan
berhenti. Tak ada kasihan- mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada
yang mengangkatnya.Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti
diserang api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang
berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnahkan oleh musuh
lamanya “raja gulita”.
Deskripsi faktual atau ekspositoris
Deskripsi faktual atau
ekspositoris adalah
paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan
identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat memba-yangkan keadaannya.
Agar suatu objek mampu membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis
harus melukiskannya dari berbagai sudut pandang. Semakin rinci penulisannya,
semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca.
Contoh:
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya
Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang
melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari
hari
dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh
urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya
yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan
dan duri.
D.
Paragraf Eksposisi
Eksposisi berarti membuka dan memulai. Bahkan ada yang
mengatakan exposition means explanation
(ekposisi berarti penjelasan) ini berarti tulisan eksposisi adalah tulisan yang
berusaha untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya dengan uraian (paparan) tentang
maksud dan tujuan (misalnya sebuah karangan)
(Nurudin, 2010:67).
Ciri-ciri Paragraf
Eksposisi
Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
Bertujuan untuk menjelaskan atau menerangakan suatu hal;
Bahasa tulisan
disampaikan secara lugas dengan menggunakan bahasa baku;
Tulisan atau
karangan bersifat netral dan tidak memihak ataupun memaksakan sikap
penulis terhadap pembaca.
Bentuk Tulisan
Paragraf eksposisi
1.
Pola pengembanga umum-khusus (Deduksi)
2.
Pola pengembangan khusus-umum (Induksi)
3.
Pola perbandingan
4.
Pola analogi
5.
Pola pertentangan atau kontras
6.
Pola pengembangan klasifikasi
7.
Pola pengembangan proses
8.
Pola pengembangan definisi
9.
Pola pengembangan contoh atau ilustrasi
10.
Pola pengembangan sebab akibat
“Penulis
ingin memaparkan tentang Kohesi dan kohererensi paragraf, dan pengembangan
paragraf”
Menurut Tarigan (1987 : 96 ) Kohesi atau kepaduan
wacana menurut aspek formal bahasa dalam wacana.
Menurut Gutwinsky dalam Tarigan (1987 : 97 ) Kohesi atau kepaduan wacana ialah hubungan antar kalimat di dalam
sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal
tertentu.
Menurut Halliday dan Hasan dalam Tarigan (1987 : 97 ) Dalam kohesi menggunakan penanda yang dipakai untuk menandai kohesif.
Dari beberapa pernyataan diatas
dapat disimpulkan bahwa kohesi dan koheresnsi merupakan keserasian
hubungan antar unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana. Kohesi
mengacu pada aspek bentuk atau aspek formal bahasa, dan wacana itu terdiri dari
kalimat-kalimat. Sedangkan, Koherensi adalah pengaturan secara rap kenyataan dan
gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami
pesan yang dikandungnya menurut ( Wohl, 1978 : 25).
a.
Jenis-jenis kohesi dan koherensi: >>Kohesi
Gramatikal


Kohesi
Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan bentuk
bagian-bagian wacana yang diwujudkan ke dalam sistem gramatikal.
Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi:
>>Pengacuan
( Refrensi )
Pengacuan atau referensi adalah salah satu
jenis kohesi gramatik yang merupakan satuan lingual tertentu yang mengacu pada
satuan lingual lain yang mendahului atau mengikutinya. Berdasarkan tempatnya,
apakah acuan itu berada di dalam teks atau di luar teks, maka pengacuan
dibedakan menjadi dua jenis yakni
(1)
pengacuan endofora, apabila acuannya berada atau terdapat dalam teks
wacana itu,
(2) pengacuan eksofora, apabila acuannya
berada atau terdapa di luar teks.
>>Subtitusi.
Subtitusi adalah hasil penggantian unsur bahasa oleh unsure lain dalam satuan yang lebih
besar untuk memperoleh unsur-unsur
pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu. Subtitusi merupakan
hubungan gramatikal, lebih bersifat
hubungan kata dan makna. Subtitusi dalam bahasa Indonesia dapat bersifat
nominal, verbal, klausal, atau campuran.
>>Elipsis
Elipsis
adalah peniaadaan kata atau satuan lain yang ujud asalanya dapat diramalkan
dari konteks bahasa atau luar bahasa. Ellipsis dapat pula dikatakan penggantian
nol ; sesuatu yang ada tetapi tidak diucapakan atau tidak dituliskan.
>>Konjungsi
Konjungsi adalah yang dipergunakan untuk
menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalusa dengan klausa,
kalimat denagn kalimat, atau peragraf dengan paragraf.
Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan atas :
>>konjungsi adversative : tetapi, namun
>>konjungsi kausal : sebab, karena
>>konjungsi korelatif : entah/entah, baik/maupun
>>konjunsi subordinatif : meskipun, kalau, bahwa
>>konjungsi temporal : sebelum, sesudah
Kohesi
Leksikal
Kohesi leksikal adalah hubungan antar unsur dalam wacana
secara semantik.
Hubungan kohesif yang diciptakan atas
dasar aspek leksikal, dengan pilihan kata yang serasi, menyatakan hubungan
makna atau relasi semantik antara satuan lingual yang satu dengan satuan
lingual yang lain dalam wacana.
Aspek leksikal dalam wacana dibedakan menjadi
enam yakni :
>> Repetisi
>>Sinonim
>>Antonim
>>Kolokasi
>>Hiponim
>>Ekuivalen
( kesepadanan)
Definisi
paragraf
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada
sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai
dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf
dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke
sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
Ciri-ciri dan klasifikasi paragraf
Menurut Tarigan
dalam buku
Mudlofar (2002: 95) menyatakan beberapa ciri paragraf, yaitu:
Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
1) Paragraf
pembuka
2) Paragraf
penghubung
3) Paragraf
penutup
Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi menjadi:
1) Paragraf
deduksi
2) Paragraf
Induksi
3) Paragraf
kombinasi (campuran)
Pengembangan Paragraf:
Pengembangan alamiah
Pengembangan klimaks dan antiklimaks
Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan
Pengembangan analogi
Pengembangan contoh-contoh
Pengembangan akibat sebab -sebab akibat
Pengembangan definisi luas
Pengembangan
klasifikasi
Pengembangan
umum khusus-khusus umum
6) Hubungan kohesi dan koherensi dalam
pengembangan paragraf hingga membentuk sebuah wacana utuh.
Pengembangan paragraf untuk membentuk sebuah
wacana utuh yang baik maka sangat diperlukan untuk memperhatikan adanya kohesi
dan koherensi antar kalimat yang ada di dalam paragraf dan juga
paragraf-paragraf di dalam sebuah bacaan secara keseluruhan.
“Penulis akan
mejabarkan tentang Menulis Resensi, Ikhwal teknik ejaan, catatan kaki, catatan perut,
kutipan, dan daftar pustaka”
A. Pengertian Resensi
Resensi secara bahasa artinya pertimbangan atau
perbincangan (tentang) sebuah buku (WJS. Poerwadarminta, kamus Umum
Bahasa Indonesia, 1984:821). Perbincangan dimaksud berupa sebuah tulisan
yang dimuat disurat kabar atau majalah, berisi penilaian tentang kelebihan atau
kekurangan sebuah buku, menarik- tidaknya tema dan isi buku, kritikan dan
memberi dorongan kepada khlayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan
dimilik atau dibeli.
Factor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam penuisan resensi:
Tema Penerbit
Penulis Kebaruan
Sistematika penulisan
Perkembangan
keadaan
Contoh
Struktur Penulisan Resensi:
Sebuah tulisan resensi buku biasanya terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
Pertama, bagian pendahuluan. Berisi informasi objektif atau
identitas buku. Meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun terbitnya, jumlah
halaman, dan bila perlu harga buku tersebut.
contoh:
Judul Buku : Zaman Baru Islam Indonesia (Pemikiran dan
Aksi Politik Abdurrahman Wahid, M.
Amien Rais, Nur Cholis Madjid, Jalaludin Rakhmat)
Penulis : Dedy Djamaluddin Malik & Idi
Subandy Ibrahim
Pengantar : Mohammad Sobary
Penarbit : Zaman Wacana Mulia, Bandung
Cetakan : Pertama, Januari 1998
Tebal :
337 Halaman
Jenis-jenis resensi
Saryono membagi resensi buku
berdasarkan sudut pandang atau sudut tinjauannya.
1.
Resensi berdasarkan media atau forum sajiannya.
2.
Resensi berdasarkan isi resensi atau isi sajiannya.
Berdasakan
media atau forumnya, resensi buku dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Resensi ilmiah,
2. Resensi ilmiah popular
Sedangkan
berdasarkan isi sajian atau isi resensinya lebih lanjut ia mengemukakan bahwa
resensi buku digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:
1.
resensi informatif
2.
Resensi evaluatif
3.
Resensi informatif-evaluatif
Bentuk-bentuk Resensi:
Meringkas
Menjabarkan
Menganalisis
Membandingkan
(komparasi)
Member
penekanan
Dalam menulis sebuah resensi diperlukan tehnik yang
termudah untuk meresensinya. Tehnik-tehnik tersebut tidak lepas dari langkah-langkah membuat
resensi, berkenaan dengan itu Daniel (1997:6-7) memnerikan langkah-langkah
tersebut sebagai berikut:
1.
Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang akan diresensi.
2.
Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti.
3.
Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan
bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
4.
Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
5.
Menetukan sikap dan menilai hal-hal yang berkenaan dengan organisasi penulisan,
bobot ide, aspek bahasanya dan aspek teknisnya.
Penggunaan tata tulisan dapat menggunakan:
>> Pelafalan
>> Pemakaiam huruf
>>Pemisaan suku kata
B.
Catatan Kaki (Footnote)
Fungsi Catatan Kaki
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang
berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain.
a.
pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam
reks atau sebagai petunjuk sumber;
b.
tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika
dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
c.
referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman
berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan;
d.
tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang
lain.
Penomoran
Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka
Arab (1, 2 dan seterusnya) di belakang bagian yang
diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun.
Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.
Penempatan
Catatan kaki
dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan ( catatan
kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.
C.
Catatan perut
Catatan perut Adalah catatan yang dituliskan
langsung setelah kutipan .
Cara
menuliskannya :
1. Diletakkan
diantara tanda kurung
2.
Dimulai dengan nama akhir pengarang
3.
Setelah tanda koma diikuti tahun penerbitan
4. Setelah
tanda titik dua diikuti halamannya
D.
Kutipan
Kutipan, sebuah kata yang mungkin
semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit
mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari
berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu
bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah,
internet, dan lain sebagainya. Kutipan
juga mempunyai tujuan yang jelas. Yaitu Kutipan pengokohan argumentasi dalam sebuah
karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu
hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup
mengutip karya orang lain tersebut
a. Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan
adalah sebagai berikut :
a.
Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
b.
Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
c.
Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
d.
Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
e. Mencegah pengulangan penulisan data
pustaka.
f. Meningkatkan estetika penulisan.
g. Memudahkan
peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah
yang terkait dengan data pustaka
b. Jenis Kutipan: >>Kutipan
Langsung
>>Kutipan
Tidak Langsung
Kutipan langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan
yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada yang
perubahan.
Jua tetap memperhatikan EYD.
Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil
intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan
teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat
dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem
E.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka
merupakan kumpulan sumber rujukan atau referensi yang dipergunakan dalam
penulisan karya tulis ilmiah. Pustaka yang dipergunakan dalam sebuah karya
tulis ilmiah dapat berupa buku, artikel ilmiah, jurnal ilmiah, karya editorial,
dan sumber elektronika (website).
Penulisan
daftar pustaka, oleh Yulianto (2011:86) harus memenuhi kaidah kaidah berikut.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penulisan daftar pustaka dapat dicermati dalam
keterangan di bawah ini.
1. Daftar
pustaka disusun berdasarkan urutan abjad atau alfabetis.
2. Apabila pada daftar pustaka ada dua atau lebih
pengarang yang huruf pertamanya sama, maka yang diperhitungkan adalah huruf kedua.
Dan, apabila huruf yang kedua sama, maka yang harus diperhitungkan adalah huruf
ketiga dan demikian seterusnya.
Contoh:
Ahmad Slamet
Harjosuyono dibalik menjadi Harjosuyono, Ahmad Slamet, Hernowo tetap Hernowo.
o
Sumber rujukan dari koran
a. Jika ada
nama pengarang, maka urutan penulisannya sebagai berikut.
1) Nama
pengarang (titik)
2) Tahun
penerbitan (titik)
3) Judul
artikel (diapit tanda petik dua, titik)
4) Nama koran
(dicetak miring dan didahului kata dalam, titik)
5) Tanggal
penerbitan (titik)
6) Kota
penerbitan (titik)
Contoh:
Laksono, Haryanto Noor. 2009. “Hubungan
Stress dengan Kegemukan”. Dalam Jawa Pos. 5 November. Surabaya.
o
Sumber rujukan dari intenet, ditulis sebagai berikut.
a. Jika ada
nama pengarang, urutan penulisannya sebagai berikut.
1) Nama
pengarang (titik)
2) Tahun
mengakses (titik)
3) Judul
artikel (diapit tanda petik dua, titik)
4) Alamat situs
(didahului kata dalam, titik)
5) Tanggal
pengaksesan atau pengunduhan (titik).
Contoh:
Jamaludin,
Ahmad. 2009. “Manajemen Pendidikan Masa Kini”. Dalam www.wikipedia. 2 Desember.
“Disini penulis
ingin mepelajari secara mendalam tentang surat”
Surat adalah salah satu alat
komunikasi tertulis berasal dari salah satu pihak yang ditujukan kepada pihak
lain untuk menyampaikan pesan atau warta (Marjo, 1994:15), sedangkan menurut
Achmad Muliadi (1983:9), surat adalah sarana komunikasi tertulis atau alat
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain yang menggunakan kertas dan tulisan
sebagai medianya. Bratawidjaja (1995:5) menyebutkan surat sebagai salah satu
sarana untuk menyampaikan informasi tertulis dari satu pihak kepada pihak lain.
Informasi itu bisa berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan,
laporan pemikiran, sanggahan, dan sebagainya.
Surat merupakan bentuk komunikasi
tertulis antara seseorang atau lembaga dengan orang atau lembaga yang lainnya,
(Nurdin. 2005:189).
Dari berbagai definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa surat adalah salah satu alat atau media tertulis untuk
menyampaikan dan adanya hubungan antara pihak satu dengan pihak lainnya.
A.
Jenis-Jenis Surat
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
mengenal berbagaimacam jenis surat. Secara garis besar, Bratawidjaja (1995:6-7)
menyebut sebagai berikut:
a. Menurut
isi dan asalnya, surat dibedakan atas tiga macam:
Surat
resmi atau dinas pemerintah,
Surat
niaga,
Surat
pribadi.
b.
Menurut maksud dan tujuannya, surat digolongkan atas:
a. Surat pemberitahuan f.
Surat panggilan
b. Surat keputusan e.
Surat peringatan
c. Surat perintah g.
Surat penawaran
d. Surat permintaan dan surat
permohonan h.
Surat perjanjian
i. Surat pesanan j.
Surat laporan
k. Surat pengantar l.
Surat lamaran kerja, dan sebagainya.
c.
Menurut wujudnya, surat dibedakan atas:
Kartu pos: Kartu pos
adalah surat terbuka yang terbuat dari kertas berukuran 10 x 15 cm. Lembaran
kertas surat ini biasanya tebal, sehingga berbentuk kartu. Kegunaan surat ini
untuk menyampaikan berita yang singkat.
Warkat pos: Warkat pos adalah surat tertutup yang terbuat
dari sehelai kertas. Surat seperti ini dapat dilipat menjadi amplop. Kegunaan
surat jenis ini adalah untuk menyampaikan berita yang agak panjang dalam
sehelai kertas.
Surat bersampul: Surat bersampul adalah surat yang dikirimkan
kepada seseorang dengan menggunakan sampul surat.Kelebihan surat ini dibanding
dengan jenis surat yang lain adalah lebih terjamin kerahasiaan isinya; lebih
leluasa dalam menulis isi surat; lebih santun dalam surat menyurat.
Telegram: Telegram adalah jenis surat yang berisikan pesan
yang relatif singkat yang mana dikirim dengan bantuan pesawat telegram. Surat
ini akan sampai ke tujuan dalam waktu yang singkat.
Teleks;
Faksimil’
d. Menurut sasarannya, surat
terbagi atas:
>>Surat Biasa >>Surat
Edaran >>Surat Pengumuman
e.
Menurut jaminan dan keamanan isinya, surat digolongkan atas empat macam, yaitu:
1)
Surat sangat rahasia
2)
Surat rahasia
3)
Surat konfidesil (terbatas)
4)
Surat biasa
B.
Pengertian Surat Dinas dan Jenisnya
Surat
dinas ditulis untuk keperluan komunikasi antara kantor yang satu dan kantor
yang lain atau antarorganisasi. Surat dinas dibuat oleh seseorang yang
berkedudukan sebagai pejabat instansi pemerintah sehingga surat ini disebut
juga surat jabatan. surat dinas juga disebut sebagai surat resmi.
Syarat sebuah surat dinas:
Format dan bentuk surat menarik, yaitu
tempat teratur dan tidak diletakkan seenaknya, isi tidak terlalu panjang, yaitu
langsung pada sasaran dan tidak bertele-tele,
Bahasa harus jelas, padat, baku,
umum, yaitu harus komunikatif, sopan, mudah dipahami, simpatik, dan tidak
menyinggung perasaan penerima, harus bersih dan menggambarkan citra
pengirimnya.
Beberapa jenis surat yang termasuk
surat dinas adalah sebagai berikut :
Surat
Permohonan
Surat
permohonan berisi permohonan atau permintaan sesuatu kepada pihak lain.
Misalnya permohonan kepada seseorang untuk menjadi pembicara dalam suatu seminar,
permohonan kepada pejabat untuk meresmikan suatu acara, Permohonan untuk
menyebarluaskan suatu informasi, Permohonan izin, Permohonan mutasi/pindah
tugas, dan permohonan peminjaman sesuatu.
a)
Identitas pemohon.
b)
Isi permohonan.
c)
Tujuan dan alasan memohon.
d)
Batas waktu maksimal untuk menjawab permohonan.
e)
Pernyataan kesungguhan dalam memohon.
Surat Pemberitahuan
Surat
pemberitahuan berisi suatu pengumuman atau sosialisasi informasi baru yang
perlu diketahui oleh pihak lain yang terkait. Surat ini sifatnya hanya
mengabarkan suatu berita sehingga tidak perlu untuk ditanggapi dalam bentuk
surat. Secara umum, sistematika surat pemberitahuan adalah sebagai berikut.
a)
Bagian pembuka, berisi masalah pokok surat
b) Bagian isi, berisi rincian,
uraian, keterangan, atau penjelasan dari masalah pokok yang akan diberitahukan.
c) Bagian penutup, berisi harapan
agar pihak yang dituju memaklumi hal yang disampaikan.
Surat Keterangan
Surat
keterangan berisi keterangan resmi tentang status/kondisi seseorang atau barang
yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
Memo dan Nota Dinas
Memo
atau nota dinas adalah surat khusus yang dipakai antar pejabat di lingkungan
suatu lembaga. Pemakaian memo tersebut berbeda dengan memo pribadi. Memo
pribadi dipakai oleh perseorangan dan dapat dikirim kepada siapa saja asal
orang yang dituju sudah kenal baik dengan pengirim memo pribadi itu.
C.
Sistematika Surat Resmi atau Surat Dinas
Dalam sistematika penulisan surat
resmi ada beberapa bagian, bagian surat tersebut terdiri atas:
a) kepala surat f)
isi surat
b) tanggal g)
salam punutup
c) nomor,
lampiran, dan hal atau perihal h)
pengirim surat
d) alamat surat i)
tembusan
e) salam pembuka j)
inisial.
Kepala surat
Kepala surat yang lengkap terdiri
atas:
a)
nama instansi d)
nomor kotak pos
b)
alamat lengkap e)
alamat kawat
c)
nomor telepon i)
lambang atau logo
.
Nama instansi ditulis dengan huruf kapital alamat instansi,
termasuk di dalamnya telepon, kotak pos, dan alamat kawat (jika ada) ditulis
dengan huruf awal kata kapital kecuali kata tugas. Nomor kode pos ditulis
setelah nama kota tempat instansi itu berada.
Nomor, Lampiran, dan Hal
Kata nomor, lampiran dan hal ditulis dengan diawali
huruf kapital, Nomor, Lampiran, dan hal
diikuti oleh tanda titik dua yang ditulis secara estetik ke bawah sesuai dengan
panjang pendeknya ketiga kata itu.
Penulisan
nomor dan kode surat yang benar:
-
Nomor:110/U/PPHBI/2003
-
Nomor: 110/U/PPHBI/2003
Contoh
penulisan lampiran yang dianjurkan:
- Lampiran: satu berkas
- Lam: Satu berkas
Alamat surat
Dalam penulisan alamat surat terdapat dua macam bentuk. Bentuk
pertama adalah alamat yang ditulis di sebelah kanan atas di bawah tanggal surat
dan bentuk kedua adalah alamat yang ditulis di sebelah kiri atas di bawah
bagian hal atau sebelum salam pembuka.
Penulisan Salam
Dalam
penulisan surat terdapat dua buah salam, yaitu (1)salam pembuka dan (2)salam
penutup. Penulisan kedua bentuk salam itu merupakan awal dalam berkomunikasi
antara penulis surat dan penerima surat.
Isi Surat
Secara
garis besar isi surat terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian pertama merupakan
paragraf pembuka, bagian kedua merupakan paragraf isi dan bagian ketiga
merupakan bagian penutup.
Contoh:
a.
Kami ingin memberitahukan kepada saudara bahwa...
b.
Salah satu kegiatan proyek penelitian adalah meneliti sastra lisan Sunda.
Sehubungan dengan itu...
Nama Pengirim
Nama
pengirim surat ditulis di bawah tanda salam penutup. Tanda tangan diperlukan
sebagai keabsahan surat dinas. Dalam penulisan nama pengirim perlu diperhatikan
hal berikut:
a. Penulisan nama tidak
perlu menggunakan huru kapital seluruhnya, tetapi menggunakan huruf awal
kapital pada setiap unsur nama.
b. Nama tidak perlu
ditulis di dalam kurung, tidak perlu bergaris bawah dan tidak perlu diakhiri
dengan tanda titik.
c. Nama jabatan
dapat dicantumkan di bawah nama pengirim.
Inisial (Sandi)
Inisial
(Sandi) di tempatkan pada bagian paling bawah sebelah kiri di bawah
tembusan(kalau ada). Inisial merupakan tanda pengenal yang berupa singkatan
nama pengonsep dan pengetik surat.
“Disini Penulis Ingin Menjelaskan dan Memperdalam
Pengetahuan Tentang Menulis Proposal”
A.
Pengertian Proposal
Proposal
adalah rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang akan
dilaksanakan. Rencana tersebut harus dituliskan agar pihak yang berkepentingan
dapat memahami dengan baik. Pihak yang berkepentingan tersebut, antara lain
pemberi izin dan penyumbang dana, seperti kepala sekolah, orang tua, sponsor,
polisi, lurah, atau kepala desa.
Macam-Macam
Proposal
Macam-macam Proposal ada 3:
1.
Proposal Kegiatan
2.
Proposal Proyek
3.
Proposal Penelitian
·
Prosedur penelitian
1.
Metode
2.
Populasi dan sampel
3.
Instrumen penelitian
4.
Teknik pengumpulan data
5.
Teknik analisis data
·
Organisasi dan jadwal penelitian
1. Organisasi penelitian
2. Jadwal penelitian
3. Biaya yang diperlukaa
Menurut jenisnya proposal dibagi menjadi 3 yaitu:
a.
Formal b.
Semiformal c.
Nonformal
C.
Ciri-ciri Proposal:
a. Proposal
meringkas kegiatan yang akan dilakukan
b. Sebagai
pemberitau pertama suatu kegiatan
c. Berisikan
tujuan – tujuan, latar belakang acara
d.
Pastinya proposal itu berupa lembaran – lembaran pemberitahuan yang telah
dijilit yang nantinya diserakan kepada pihak yang bersangkutan
D.
Fungsi Proposal
Proposal memiliki fungsi yang sangat penting bagi
perseorangan atau lembaga yang akan melakukan usaha, program, atau kegiatan.
Fungsi dari proposal adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang
berkenaan dengan agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
2.
Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah,
atau besar.
3.
Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari
lembaga-lembaga pemerintah atau swasta.
4.
Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank
5.
Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar,
diskusi, pelatihan, dan sebagainya.
“Disini
akan dijelaskan pengertian Karya Ilmiah menurut: Pateda dan Pamungkas,
dan akan menjelaskan atau memaparkan Ihwal Karya Ilmia secara mendalam”
Karya ilmiah merupakan hasil suatu
pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu; yang tersusun secara
sistematis, ilmiah, logis, benar, bertanggung jawab, dan menggunakan bahasa
yang baik dan benar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penulisan karya
ilmiah, karya tulis yang dihasilkan baik secara teknis maupun materi harus
dapat dipertanggungjawabkan, karena hasil karya ilmiah akan dibaca oleh
khalayak dan akan dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak
terbatas sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Pateda,
1993:91).
Pamungkas (2012:52) menjelaskan
bahwa karya ilmiah biasanya mempunyai spesifikasi bentuk. Karya ilmiah
dihasilkan dengan pemikiran sistematis, disusun dalam suatu urutan yang
teratur, sehingga pembaca mudah memahami hasil tulisan tersebut.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, yaitu: bahwasanya
karya ilmiah merupakan hasil tulisan atau pemikiran yang disusun secara logis
dan benar. Bukan hasil pemikiran sendiri, akan tetapi semua yang dibuat
berdasarkan penelitian dan menggunakan bahasa ilmiah.
Aspek-Aspek dan Ciri Karya Tulis
Ilmiah:
>>Aspek
Antologi
>>Aspek epistimologi
>>Aspek aksiologi
Ontologi mencakup
tentang objek penelitian. Objek kajian yang dimaksud adalah objek yang dapat
ditemukan atau dicek kebenarannya oleh peneliti-peneliti lain, sehingga
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Epistimologi
berkaitan dengan metode. Artinya,
kesalahan penggunaan metode akan kebenaran sebuah penelitian dipertanyakan.
Metode yang diterapkan dalam penelitian ilmiah harus disesuaikan dengan bidang kajian,
sifat penelitian (deskriptif atau perskripstif), dan lain-lain. Dan,
Aksiologi, yang berhubungan dengan manfaat. Manfaat yang dimaksud
adalah manfaat secara teoretis maupun praktis.
Jenis-jenis Karya Ilmiah
Umum karya
ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), karya ilmiah terdiri dari :
a. Makalah ( Karya Tulis) b. Skripsi,Thesis dan, Desrtasi.
a. Makalah ( Karya Tulis) b. Skripsi,Thesis dan, Desrtasi.
Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Karya
tulis skripsi, tesis, dan disertasi pada dasarnya adalah jenis karya tulis
ilmiah yang sama. Perbedaan antara ketiganya terletak pada ketajaman analisis
dan jenjang pendidikan penulisnya. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang
disusun atau ditulis untuk memenuhi persyaratan mengakhiri pendidikan jenjang
S-1 (Strata Satu), atau untuk mencapai gelar sarjana.
Tesis
adalah karya tulis ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa untuk persyaratan
menyelesaikan pendidikan jenjang S-2, untuk mendapatkan gelar magister. Sedangkan, disertasi adalah
karya tulis ilmiah yang disusun mahasiswa sebagai prasyarat untuk menyelesaikan
jenjang pendidikan S-3, untuk mendapatkan gelar doktor (Pamungkas, 2012:65).
Kesimpulan dan titik berat dari
Skripsi, Tesis, dan Disertasi:
Ketiga
jenis karya tulis ilmiah di atas mempunyai sistematik yang sama. Kesamaan itu
dapat dilihat dari cara penyajian penulis, baik berupa hasil penelitian
pustaka, kualitatif, maupun kuantitatif. Dan perbedaan yang mencolok biasanya
terletak pada objek penelitian dan metode penelitiannya. Titik berat dari
ketiga karya ilmiah ini berada pada penelitiannya, yaitu:
Jika
skripsi mungkin hanya tiga sumber buku saja sudah cukup, akan tetap jika tesis
membutuhkan 8 sd 10 sumber buku bahkan bisa lebih, jika disertasi mungkin lebih
dari skripsi, tesis, dan disertasi.
Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah
Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu di
diperhatikan dalam penulisan karya
ilmia. Norma ini berkaitan dengan pengutipan
dan perunjukan,perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan
sumber data atau informan. ( Tanjung, Bahdin Nur:2005)
Kaidah karya ilmiah mempunyai
ciri-ciri, antara lain:
1)penyebutan sumber tulisanyang jelas. Jika penyusun karya
ilmiah mengutip pendapat orang lain, maka sumber itu harus disebutkan dengan
jelas dan lengkap;
(2) memenuhi kaidah penulisan yang berkaitan dengan
kutip-mengutip, penulisan kata, frasa, dan kalimat yang sesuai dengan kaidah
bahasaIndonesia yang baik dan benar
Syarat-syarat
khusus dalam karya tulis ilmiah, oleh Nasucha (Pamungkas, 2012:54) adalah
sebagai berikut.
1. Karya tulis ilmiah harus
komunikatif. Artinya, informasi yang ditulis atau disampaikan dapat (mudah)
dipahami oleh pembaca.
2. Isi karya tulis bernalar.
3. Ekonomis.
4. Berlandaskan pada kaidah teoretis
yang kuat.
5. Tulisan harus relevan dengan disiplin
ilmu tertentu.
6. Memiliki sumber penopang yang
mutakhir.
7. Bertanggung jawab.
Penggunaan Bahasa Indonesia Karya
Tulis Ilmiah
Pamungkas (2012:55) juga menyatakan
tentang sifat umum dari bahasa baku (ilmiah) antara lain: (1)
mempunyai kemantapan dinamis; sesuai kaidah atau aturan penulisan yang
sudah tetap,
(2)
kecendekiaan; terwujud dari hasil
karya tulisan (struktur kalimat) yang berisi penalaran dan pemikiran yang
logis, dan
3) adanya penyeragaman kaidah; mempunyai sifat
resmi dan mempunyai sifat yang
sama antara penulis dengan pembaca.
Bagaimana
Penulisan Pola dan Format Penulisan Karya Tulis Ilmiah?
Yaitu:
1.
Pola Ukuran Pengetikan
Menurut Yulianto (2011:77) menjelaskan
bahwa penulisan karya tulis ilmiah membutuhkan kertas HVS yang berukuran kuarto
(21,5 x 28 cm) atau kertas A4 (21,5 x 29 cm). Pola pengetikan pada halaman
biasa berlaku ukuran sebagai berikut.
a. Pias
atas 3 cm b. Pias bawah 3,5 – 4 cm c.
Pias kiri 4 cm d. Pias kanan 3 cm
Pola
pengetikan pada halaman bertajuk berlaku aturan berikut.
a. Pias
atas 5 cm b. Pias bawah 3,5 – 4
cm c. Pias kiri 4 cm d. Pias kanan 3 cm
2.
Pola Spasi dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Penggunaan
Jarak Satu Spasi Jarak antar baris pada kutipan langsung yang panjangnya empat
baris atau lebih adalah satu spasi. Kutipan itu ditulis dengan menjorok ke
dalam sepanjang 5 – 7 ketukan atau sesuai dengan awal paragraf.
Pola Penomoran dalam Penulisan Karya
Tulis Ilmiah
a. Penggunaan Angka Romawi
Angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, v, vi, dan seterusnya)
digunakan untuk nomor halaman sebelum bab pendahuluan. Misalnya halaman kata
pengantar, lembar pengesahan, daftar isi, abstraksi, dan lain-lain. Dan,
penggunaan angka romawi besar (I, II, III, IV, V, dan seterusnya) digunakan
untuk penomoran bab.
Peletakan Nomor Halaman Penulisan
Karya Tulis Ilmiah
Nomor halaman pada halaman bertajuk berada pada pias
bawah di tengah-tengah antara margin kiri dengan margin kanan dan
berjarak dua spasi dari baris bawah uraian terakhir (batas bawah pengetikan).
Sedangkan, pada halaman biasa nomor halaman diletakkan pada pias atas
berbatas dengan margin kanan dan berjarak dua spasi dari batas atas
uraian. Nomor halaman pada halaman bertajuk dapat tidak dituliskan,
namun kehadirannya tetap diperhitungkan.
Penulisan Daftar Pustaka dalam Karya
Tulis Ilmiah
Daftar
pustaka merupakan kumpulan sumber rujukan atau referensi yang dipergunakan
dalam penulisan karya tulis ilmiah. Pustaka yang dipergunakan dalam sebuah
karya tulis ilmiah dapat berupa buku, artikel ilmiah, jurnal ilmiah, karya
editorial, dan sumber elektronika (website).
Penulisan
daftar pustaka, oleh Yulianto (2011:86) harus memenuhi kaidah kaidah berikut.
1. Memuat
sumber pustaka yang digunakan dalam karangan;
2. Sumber pustaka yang dicantumkan
dalam daftar pustaka harus sumber yang digunakan dalam catatan pustaka
(kutipan), bukan seluruh sumber yang pernah dipakai penulis, tetapi tidak
terdapat dalam catatan pustaka;
3. Disajikan dengan urutan secara
alfabetis dan kronologis;
4. Tanpa nomor urut;
5. Jika penulisannya tidak termuat
dalam satu baris, digunakan baris kedua dan seterusnya, diawali dengan
menjorokkan ke dalam sepuluh ketukan dari margin kiri (bentuk paragraf bergantung,
hanging paragraph.